TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fadli Zon mengatakan tidak ada keharusan bagi pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak. Politikus Partai Gerakan Indonesia Raya mengatakan harga minyak dunia yang sempat mencapai US$ 145 per barel kini sudah turun.
"Sekarang harga minyak dunia turun, US$ 82 per barel sehingga seharusnya harga BBM dalam negeri malah turun, bukannya naik," kata Fadli ketika ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin, 3 November 2014. (Baca: Harga BBM Naik Picu Pertumbuhan Ekonomi, Asal)
Baca Juga:
Menurut dia, pemerintah seharusnya bertanya kepada masyarakat terlebih dahulu, apakah harga BBM mau dinaikkan atau tidak. Dia menilai alasan penurunan subsidi BBM karena tak tepat sasaran hanyalah argumentasi rutin yang selalu digulirkan sejak 20 tahun yang lalu.
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla menggelar rapat kabinet terbatas soal subsidi bahan bakar minyak di kantornya, Jalan Veteran, Jakarta Pusat. Dalam rapat tersebut disebutkan bahwa pemerintah berencana menaikkan harga BBM sebelum 1 Januari 2015. (Baca: Soal Harga BBM, Susi dan Nelayan Beda Pendapat)
Fadli menyarankan pemerintah membenahi sistem dan skema beserta perangkat pemberian subsidi BBM selama ini supaya lebih tepat sasaran. Dia khawatir terjadi kericuhan jika harga Premium dinaikkan. "Akibatnya, harga-harga kebutuhan pokok akan naik. Yang paling susah dan sengsara adalah rakyat miskin yang tidak mampu mengejarnya," ujarnya.
RIDHO JUN PRASETYO
Terpopuler
Jadi Menteri, Susi Tak Lagi Merdeka
Pengusaha Rental Mobil Tertarik Gunakan Esemka
Pangkas Antrean, PT KAI Luncurkan Tiket Model Baru
Menteri Rudiantara Diminta Ubah Sistem TV Digital
Bank Syariah Mandiri Luncurkan E-Money BSM
Harga BBM Naik Picu Pertumbuhan Ekonomi, Asal...
Pemerintah Pasang Kuda-kuda Percepat TV Digital