TEMPO.CO, Pati - Semburan air bercampur lumpur setinggi 30 meter sejak dua hari lalu di Desa Wotan, Kecamatan Sukolilo, Pati, Jawa Tengah, saat ini sudah mulai berhenti. "Kira-kira jam 7 malam air sudah tidak menyembur lagi," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten Pati, Sujono, Senin, 3 November 2014.
Semburan air bercampur lumpur itu mengakibatkan kerusakan pada genting di rumah warga dan pohon di pekarangan rumah. Menurut peneliti dari Universitas Gadjah Mada, Arifudin, semburan air bercampur lumpur ini kemungkinan akibat adanya tekanan tinggi di dalam tanah. Dengan demikian, partikel-partikel di dalam tanah bergerak naik.
Warga pemilik sumur, Sabar, mengaku telah menggali sumur sedalam 145 meter atas inisiatifnya sendiri. Tak disangka, sumur bor yang digalinya menyebabkan air bercampur lumpur menyembur keluar hingga setinggi pohon kelapa. "Karena di sini air cukup sulit maka saya gali lebih dalam," katanya.
Warga yang sebelumnya mengungsi karena takut akan adanya semburan lumpur bercampur gas saat ini mulai kembali ke rumah masing-masing. "Saya bersama istri sudah kembali ke rumah," kata Sabar.
Anggota DPRD Pati, Tejo Pramono, akan meminta penjelasan dari dinas terkait untuk pencegahan jika timbul lumpur seperti peristiwa lumpur Lapindo. "Akan saya minta penjelasan, yang terpenting jangan seperti kejadian lumpur Lapindo itu," katanya. (Baca: Lumpur Lapindo Meluber di Desa Kedungbendo)
FARAH FUADONA
Berita Terpopuler Lainnya
9 Momen Dramatis di Balik Kasus Penghinaan Jokowi
Ahok Pernah Diperas oleh @TrioMacan2000
Kata Anak Menteri Susi Soal Akun Palsu di Twitter