TEMPO.CO, Jakarta - Kartu Indonesia Sehat yang menjadi salah satu program andalan Presiden Joko Widodo dianggap sama seperti kartu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Kepala Humas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Irfan Humaidi mengatakan keduanya memiliki manfaat yang sama.
"Sebenarnya JKS itu program general dari Kementerian Kesehatan, sekarang namanya jadi KIS," katanya saat dihubungi pada Selasa, 4 November 2014. (Baca: Jokowi Luncurkan Kartu Keluarga Sejahtera)
Program KIS ini, seperti pendahulunya, merupakan program yang diprioritaskan untuk fakir miskin, orang tak mampu, dan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Mereka akan didata terlebih dulu oleh Kementerian Sosial, kemudian didaftarkan ke BPJS untuk menerima KIS. (Baca: Warga Lereng Kelud Kesulitan Akses BPJS)
Namun, apabila masyarakat umum ada yang ingin mendaftar secara individu, bisa secara langsung mendatangi kantor BPJS. "Untuk yang melalui Kemensos, iuran ditanggung pemerintah. Tetapi, untuk yang individu, ada preminya," kata Irfan. (Baca: Separuh Lebih Warga Jawa Tengah Terdaftar di BPJS)
Biaya KIS sendiri sama dengan JKS berdasarkan anggaran 2014, yaitu kelas 1 dengan harga Rp 59.500, kelas 2 Rp 42.500, dan kelas 3 Rp 25.500. Biaya yang akan ditanggung sesuai dengan Peraturan Presiden 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Dana JKN. Tidak terbatas pada pemeriksaan dan obat, operasi besar seperti jantung atau caesar pun turut ditanggung KIS. (Baca: Ahok Larang Penerima KJP Dapat KIP)
"Kami sudah menangani 34 juta operasi selama ini, mayor dan minor," ujarnya. Untuk tahun ini, selain penanganan penyakit, biaya juga diperluas hingga pencegahan. Menurut Irfan, pencegahan ini melingkupi imunisasi, juga pemberian vaksin berkala. (Baca juga: Puan Jajaki Gabung KIS dengan BPJS)
URSULA FLORENE SONIA
Topik terhangat:
TrioMacan | Penghinaan Presiden | Susi Pudjiastuti | Kabinet Jokowi
Berita terpopuler lainnya:
Kata Ahmad Dhani Soal Tato dan Rokok Menteri Susi
Tjahjo Kumolo: Paling Enak Jadi Anggota DPR
Ahok Pernah Diperas oleh @TrioMacan2000
9 Momen Dramatis di Balik Kasus Penghinaan Jokowi
