TEMPO.CO, Surabaya - Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama-sama Direktorat Jenderal Pengairan Kementerian Pekerjaan Umum memperbaiki dam penahan lahar dingin Gunung Kelud di sepanjang jalur aliran lahar di wilayah Kabupaten Blitar, Kediri, dan Malang. "Jadi tidak perlu ada relokasi," kata Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Rabu, 5 November 2014.
Perbaikan dam diharapkan mampu menahan aliran lahar dingin Gunung Kelud saat musim penghujan tiba, yang diperkirakan pada November 2014 hingga Februari 2015. Soekarwo juga berharap terjangan lahar dingin Gunung Kelud tidak sampai menimbulkan kerusakan. (Baca sebelumnya: Lahar Dingin Kelud, Akses Dua Desa Terputus)
Baca Juga:
Meski demikian, pemerintah Jawa Timur, kata Soekarwo, telah memberikan opsi kepada penduduk di sekitar lereng Gunung Kelud, terutama di Kecamatan Puncu, Kediri, untuk direlokasi ke wilayah yang lebih aman. Namun warga keberatan kalau harus pindah ke tempat lain.
"Kalau misalnya warga mau pindah, kami akan bicarakan dengan Pemerintah Kabupaten Kediri. Tapi disuruh pindah mereka tidak mau," kata Soekarwo. (Baca: PVMBG Ingatkan Bahaya Lahar Dingin Gunung Kelud)
Gunung Kelud yang tujuh bulan lalu meletus diperkirakan mengalirkan material vulkanis saat musim hujan tiba. Soekarwo khawatir banjir lahar dingin membesar seiring dengan makin meningkatnya intensitas curah hujan sehingga membahayakan penduduk yang tinggal di sekitar dam penahan aliran lahar dingin tersebut.
Pada musim penghujan awal tahun lalu, terjangan lahar dingin memutus jembatan penghubung Desa Puncu dan Desa Mangli. Untuk mengantisipasi meluapnya lahar dingin, warga di sepanjang aliran sungai membentengi rumahnya dengan karung pasir. (Baca juga: Lahar Dingin Kelud Masih Ancam 34 Desa)
EDWIN FAJERIAL
Berita Terpopuler:
Dukung Persib Vs Arema, Ridwan Kamil Buka Baju
Tiga Perilaku Aneh Pembunuh Dua TKI Indonesia
Pakar Ungkap Cara Polisi Telisik Akun @TM2000Back