TEMPO.CO, Jakarta - Penari sekaligus kritikus tari Sal Murgiyanto, 69 tahun, mendapatkan penghargaan Lifetime Achievement dari Indonesian Dance Festival (IDF) 2014. Karena jasanya untuk tetap merawat dan melestarikan tari di Indonesia. Penghargaan ini diserahkan di sela pembukaan Indonesian Dance Festival di Teater Jakarta, Selasa, 4 November 2014.
Direktur Eksekutif IDF Maria Darmaningsih mengatakan penghargaan ini diberikan untuk mereka yang berkontribusi secara signifikan untuk kehidupan tari di Indonesia. Untuk tahun ini kepada Sal sebagai tokoh yang selalu berkontribusi dalam tari, pendiri dan penggagas festival tari ini. “Karena beliaulah, salah satu yang berjasa hingga festival ini tetap ada hingga kini,” ujarnya.
Sal bersama Farida Oetoyo, Sardono W. Kusumo bersama pengajar IKJ lain Maria Darmaningsih, Nungky Kusumastuti, dan Melina Surjadewi, pada 1992 mulai menggagas festival ini untuk merawat dan mengembangkan tari. Dengan modal dengkul, bantingan modal mereka mulai mencari bakat-bakat dan embrio koreografer muda. Mereka menyelenggarakan festival ini terinspirasi dari American Dance Festival yang pernah didatangi oleh Sal.
Dari tingkat nasional hingga menjadi festival internasional yang berhasil mendatangkan koreografer internasional. Hingga pada 1996, Indonesia sukses menjadi tuan rumah World Dance Alliance Asia Pasific. “Mereka datang semula karena kenal kami tapi kemudian mereka melihat festival ini berkualitas,” ujarnya kepada Tempo seusai penyerahan penghargaan.
Mereka menggagas untuk perkembangan tari dari koreografer muda melalui show case yang dinilai menjadi rohnya IDF. “Di sana ada kreativitas, tradisi, kualitas,” ujarnya lagi.
Selain menggali kreasi dari para koreografer muda, festival ini juga mempertemukan koreografer lokal dan internasional. Pertemuan ini baik dalam program master class, seminar, workshop maupun kolaborasi koreografi. Dengan demikian, kata Sal, mereka bisa saling bergaul dan saling melihat karya. “Ada sinergi dan mengangkat mereka dalam satu level yang sama.”
Sal mengharapkan dengan festival ini mendorong masyarakat Indonesia menghargai tari, menari tapi juga bisa mengapresiasi tari dalam keseharian.
DIAN YULIASTUTI