TEMPO.CO, Wan Chai - Rurik Jutting mengaku membunuh dua wanita pekerja asal Indonesia, yakni Sumarti Ningsih dan Jesse Lorena Ruri alias Seneng Mujiasih, di apartemennya di Wan Chai, Hong Kong. Kepada polisi, Jutting mengaku tidak gila.
"Saya tidak mengalami kelainan mental," ujar Jutting, seperti dikutip seorang sumber kepada Daily Mail, Selasa, 4 November 2014. "Jutting mengakui bahwa dua wanita itu tewas di apartemennya, tapi ia bersikeras tidak gila. Dia terlihat sangat marah," ujar sumber itu.
Pengacara Jutting, Martyn Richmond, menuturkan Jutting akan dibawa ke unit psikiatri untuk pengecekan lebih lanjut. Sementara itu, reka adegan akan dilakukan pada Jumat pekan ini. "Sidang kedua akan dilakukan pada 10 November mendatang," kata Richmond. (Baca: 6 Fakta tentang Pembunuh TKI di Hong Kong)
Polisi menduga Jutting sedang mengalami depresi. Menurut laporan seorang teman Jutting, pria 29 tahun ini stres setelah dikhianati tunangannya yang berselingkuh. "Sejak saat itu, kehidupannya hancur," ujar teman Jutting yang tidak mau disebutkan namanya.
Sebelum kasus pembunuhan itu terungkap, Jutting sempat mengirim tulisan ke Facebook. Lewat akunnya, Jutting menulis, "Apakah 29 adalah umur yang sempurna? Saya merasa lebih aman. Saya seorang teman yang baik dan tahu keterbatasan saya. Tidak heran kelompok berumur 29 adalah yang paling populer." (Baca: Ayah Sumarti Ingin Rurik Jutting Dihukum Mati)
Baca Juga:
Selang beberapa jam setelahnya, Jutting menelepon polisi dan mengaku telah membunuh. Setelah datang ke lokasi, polisi menemukan Jesse dalam keadaan sekarat serta tanpa busana dengan luka di bagian leher dan bokong. Dia tewas beberapa saat setelahnya.
Di apartemen itu pula, polisi menemukan jasad Sumarti Mujiah yang sudah dimutilasi dan dimasukkan ke dalam koper. "Dia sudah meninggal pada 27 Oktober lalu," kata polisi. (Baca: Tiga Perilaku Aneh Pembunuh Dua TKI Indonesia)
RINDU P. HESTYA | DAILY MAIL
Berita Lain:
Balas Dendam, Ayah Jepit Penis Pemerkosa Anaknya
6 Fakta tentang Pembunuh TKI di Hong Kong
Bagus, Kinerja TKI Korban Pembunuhan di Hong Kong