TEMPO.CO, Kendari - Sejumlah elemen mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Sipil di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, menggelar aksi menolak kedatangan Presiden Joko Widodo, Kamis, 6 November 2014. Mereka menentang rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. (Baca juga: Jokowi Datang, Tanaman di MOI Rusak oleh Pengunjung)
Demonstrasi mahasiswa berlangsung di kawasan eks MTQ Kota Kendari. Koordinator aksi, Rahman Paramai, mengatakan upaya Jokowi menaikkan harga BBM bersubsidi merupakan ancaman yang sangat besar bagi seluruh masyarakat. Sebab, kenaikan harga BBM bakal membuat harga sembilan bahan pokok melambung.
"Seharusnya Jokowi memberikan kemudahan kepada masyarakat ekonomi lemah, karena dia sering disebut prorakyat," ucap Rahman. (Baca juga: Gaya Putri Jokowi Kahiyang Ayu Belanja di Makassar)
Rahman mengingatkan janji Jokowi mengaplikasikan Trisakti dalam membangun bangsa. Jokowi, kata dia, seharusnya tetap konsisten tidak menaikkan harga BBM dan mencari solusi lain, seperti membeli minyak tanpa perantara. (Baca: Jokowi Kunjungi Petani Sulawesi Naik Helikopter)
Dalam aksi tersebut, mahasiswa mengundang masyarakat melakukan aksi gantung panci sebagai simbol kemelaratan setelah kenaikan harga BBM. Mahasiswa juga mengusung keranda mayat sebagai simbol matinya demokrasi dan semakin bertambahnya orang miskin karena tidak kebutuhan hidup tak bisa terpenuhi.
ROSNIAWANTY FIKRI
Berita Terpopuler
Hina Al-Quran, Sepasang Umat Kristen Dibakar
Fahri Hamzah: Kartu Pintar dan Sehat Jokowi Ilegal
Kisah Jokowi dan Gulai Kepala Kakap