TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan tak mau lagi banyak berkomentar dan marah-marah mengenai kinerja anak buahnya. Menurut pengamatannya, tindakan marah-marah ternyata sia-sia dan tak memberikan perubahan kinerja. "Mereka anggap saya ini macan ompong," ujar Ahok di Balai Kota, Kamis, 6 November 2014.
Ahok menuturkan tak lagi mengandalkan menyampaikan perintah langsung ke anak buahnya di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Menurut dia, semua pegawai, dari jajaran satuan kerja perangkat daerah hingga pegawai negeri eselon IV, sebenarnya sudah memahami tugas dan kewajibannya masing-masing. "Mereka hanya perlu mengumpulkan niat dan kemauan untuk melaksanakan tugas," tutur Ahok.
Untuk itu, kini Ahok memilih mencatat dan memberikan penilaian langsung bagi jajaran satuan perangkat kerja daerah. Hasil evaluasi dalam kurun waktu tertentu, kata dia, akan dijadikan bahan pertimbangan untuk mempertahankan atau mencopot pejabat dan pegawai yang kinerjanya buruk.
Sebagai contoh, Ahok menjelaskan, bekas Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Manggas Rudy Siahaan yang baru dicopot pada pekan lalu. Ahok mengaku berulang kali menegur Dinas Pekerjaan Umum yang lambat saat mengerjakan proyek. Namun ucapannya tak pernah digubris dan proyeknya tak juga selesai. "Sekarang pena lebih tajam daripada pedang," ujar Ahok. (Baca: Pengalaman Pahit Ahok tentang BBM Subsidi)
LINDA HAIRANI
Berita Lainnya:
Gaya Ayang Jokowi Saat Belanja di Makassar
Ayang Jokowi Kaget Kepergok Belanja di Makassar
Duit Raden Nuh Diduga Mengalir ke Wanita
Pidato Kocak Bupati Tegal
DPR Dituding Tak Bersih, Fadli Zon: Audit LSM-nya!