TEMPO.CO, Jakarta - Achmad Kaliman, 59 tahun, dan Suratmi, 49 tahun, orang tua Sumarti Ningsih, diambil contoh darahnya oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Kepolisian Daerah Jawa Tengah. Contoh darah keduanya lalu dibawa ke Jakarta untuk dicocokkan dengan DNA Sumarti, korban mutilasi di Hong Kong. (Baca: Jenazah TKI Korban Pembunuhan Segera Dipulangkan)
"Kami juga mengambil sampel air liur anak Sumarti, Muhammad Hafidz Arnovan," kata Kepala Subbidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Jateng Ajun Komisaris Besar Hastry Purwanti di rumah Sumarti, Desa Gandrungmangu, Kecamatan Gandrungmangu, Cilacap, Rabu, 5 November 2014. (Baca: Jutting, Pria Atraktif yang Berubah Jadi Psikopat)
Baca Juga:
Ia menuturkan mereka diperintah oleh tim DVI pusat untuk mengumpulkan data antemortem atau data dari korban sebelum meninggal. Menurut Hastry, tim juga mencari data identitas secara umum, seperti sidik jari, gigi, dan DNA orang tua dan anak Sumarti. (Baca: Teman: Jessie Pembantu Rumah Tangga)
Tim tiba di rumah orang tua Sumarti sekitar pukul 13.00 WIB. Mereka juga meminta ijazah sekolah dan foto Sumarti. "Sampel darah dan liur nantinya akan dicocokkan dengan milik korban," tuturnya. Baca: TKI Hong Kong Tewas, Pemerintah Panggil Agen Arafah)
Menurut Hastry, data hasil antomertem tersebut nantinya akan dikirim ke Jakarta, lalu akan dikirimkan ke Hong Kong untuk dibandingkan dengan data korban. Data tersebut juga diperlukan untuk upaya pemulangan jenazah Sumarti.
Sebelum kedatangan tim DVI, perwakilan para buruh migran Indonesia menyerahkan sejumlah uang yang dikumpulkan dari para tenaga kerja Indonesia di Hong Kong. "Kami berkomitmen untuk mengawal proses sidang Rurik Jutting, mantan bankir asal Inggris, yang telah ditangkap pihak kepolisian Hong Kong," kata Sumiyati, perwakilan Jaringan Buruh Migran Indonesia (JBMI) Cilacap.
Ia mengatakan saat ini para buruh migran di Hong Kong yang terhimpun dalam Indonesian Migrant Workers Union (IMWU) terus menghimpun dana untuk membantu keluarga Sumarti. "Kami juga secara khusus datang ke rumah keluarga Sumarti untuk menghibur mereka karena ada sejumlah pemberitaan di media asing yang menyudutkan korban sebagai wanita penghibur," tutur Sumiyati.
ARIS ANDRIANTO
Terpopuler:
Dukung Persib Vs Arema, Ridwan Kamil Buka Baju
Tiga Perilaku Aneh Pembunuh Dua TKI Indonesia
Pakar Ungkap Cara Polisi Telisik Akun @TM2000Back
Usir Pesawat Asing, Berapa Biaya Operasional Sukhoi?
Sumarti Kirim Rp 180 Juta ke Ibu Sebelum Dibunuh