TEMPO.CO, Sidoarjo - Penghina Prabowo Subianto, Brama Jupon Janua, 31 tahun, menolak menikah lantaran ingin membahagiakan ibunya, Sulastri. Padahal, kakak dan adik Brama sudah lama menikah.
Menurut Sulastri, Brama merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Brama berencana membangunkan rumah yang layak untuk Sulastri. “Jadi, yang selalu merawat saya adalah Brama,” kata Sulastri saat ditemui di warungnya di Jalan Medaeng, Jumat pagi, 7 November 2014. (Baca juga: Ibu Terdakwa: Maaf Pak Prabowo, Maaf Pak Brimob)
Menurut Sulastri, keluarganya berasal dari keluarga yang kurang mampu. Sulastri hanya berprofesi sebagai penjual nasi di samping kiri depan Markas Komando Kompi 4 Detasemen A Brigade Mobil Kepolisian Daerah Jawa Timur. Nasi yang dijualnya itu adalah standar para sopir len atau taksi sehingga takaran nasinya banyak. (Baca juga: Sidang Penghina Prabowo Dilanjutkan)
Hasil berjualan nasi itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya tiap hari. Dengan demikian, hampir tiap hari Sulastri tidak bisa menabung dan hanya pas-pasan saja. Selain itu, tak jarang warung yang terbuat dari triplek dan seng itu diobrak oleh Satuan Pamong Praja. “Namun selalu kami bangun lagi,” katanya. (Baca juga: Prabowo Maafkan Satpam Sidoarjo Penghinanya)
Sementara bapak Brama, Agus, hanya berprofesi sebagai tukang kebun di Markas Komando Kompi 4 Detasemen A Brigade Mobil Kepolisian Daerah Jawa Timur yang berada tepat di samping warung Sulastri. Setiap hari Agus bertugas membersihkan markas yang terletak di Jalan Medaeng, Sidoarjo.
Brama menghadapi hukum karena mengunggah status Facebook yang berbunyi: "Kalau sampai negara ini dipimpin oleh pecatan Kopassus, tak terpikirkan olehku. Takutnya kejahatan akan merajalela. Ya Allah aku hanya pengen hidup tenang, menangkan Jokowi Ya Allah karena aku sangat yakin dengan kepemimpinannya Jokowi kalau beliau bisa menjadi presiden."
Dalam akun tersebut, Brama mengaku sebagai anggota Satuan Brimob Polda Jawa Timur dengan nama Bribda Candra Tanzil yang bertugas di Kompi 4 Detasemen A. Merasa namanya dicemarkan, Brimob Polda Jawa Timur membawa kasus tersebut ke ranah hukum.
MOHAMMAD SYARRAFAH
Berita lain:
Dubes AS: Menteri Susi Tangguh
Motif Pembunuhan Manajer Cantik di Bekasi
Menteri Sofyan Pastikan Harga BBM Naik Bulan Ini