TEMPO.CO, Makassar - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Makassar Busranuddin Baso Tika dan Fasruddin Rusli mendatangi kantor Kepolisian Sektor Panakkukang, Kamis malam, 6 November 2014. Mereka datang bersama ratusan mahasiswa.
Kedatangan dua politikus dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tersebut untuk mengeluarkan paksa sembilan mahasiswa yang ditangkap polisi saat berunjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak di Jalan Andi Pangeran Pettarani.
"Kami tak bisa berbuat apa-apa karena dua wakil rakyat datang dengan membawa ratusan mahasiswa," kata Wakil Kepala Kepolsian Sektor Panakkukang Ajun Komisaris Agus Arfandi di kantornya, Kamis malam, 6 November 2014.
Agus menyesalkan sikap politikus tersebut yang datang mengambil paksa para pengunjuk rasa dan menyerobot delapan polisi yang sedang berjaga. "Kami hanya delapan orang, mereka membawa massa sampai ratusan," ujar Agus.
Delapan polisi yang piket itu sempat menahan dua anggota Dewan tadi dan ratusan mahasiswa yang mengiringi mereka. Aksi dorong-dorongan sempat terjadi lantaran anggota polisi yang berjaga berusaha agar massa tak masuk. Nyaris terjadi perkelahian antara polisi dan mahasiswa.
Lantaran kalah jumlah, massa masuk. Akibatnya, ratusan mahasiswa berjejalan di dalam kantor polisi. Mereka kemudian membawa pergi sembilan rekannya yang ditahan di sel yang berada di samping musola.
Politikus PPP, Busranuddin Baso Tika, mengatakan mahasiswa yang ditahan ini adalah pembantu di rumahnya. Sehingga, dia meminta agar pihak kepolisian melepaskan tahanan tersebut. "Saya sudah ambil pembantu itu sejak masih sekolah dasar. Jadi saya mau keluarkan dia," katanya.
DIDIT HARYADI
Topik terhangat:
TrioMacan Dibekuk | Penghinaan Presiden | Susi Pudjiastuti | Pengganti Ahok
Berita terpopuler lainnya:
9 Perempuan Berpengaruh Versi Forbes
Kronologi Penembakan di Rumah Amien Rais
Tidur di Rapat Paripurna, Adian: Itu Leyeh-leyeh