TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo menganalogikan wilayah kelautan Indonesia seperti pasar malam saat langit sudah gelap. Menurut Jokowi, sebanyak 5.400 kapal berada di lautan Indonesia. Namun, sekitar 90 persen dari jumlah itu diduga tidak punya izin menangkap ikan di perairan Indonesia. "Setiap malam mereka habiskan sumber daya laut kita," kata Jokowi dalam acara Kompas100 CEO Forum di Hotel Four Seasons, Jakarta, Jumat, 7 November 2014.
Akibatnya, kata Jokowi, besarnya potensi perikanan lebih banyak dinikmati oleh kapal-kapal asing ketimbang nelayan lokal. "Seharusnya potensi kelautan dapat menjadi sumber perekonomian negara. Kekuatan kita ada di sini. Di laut, di samudera," ujar Jokowi. (Baca: Pemerintah Permudah Izin Kapal Pesiar Asing)
Jokowi menyayangkan potensi laut yang selama tidak tergarap dengan baik. Padahal, ujar Jokowi, lebih dari dua per tiga wilayah Nusantara berupa lautan dan samudera. Dalam kunjungannya ke Sulawesi kemarin, Jokowi mengaku melihat besarnya potensi kelautan Indonesia dalam hal perikanan. "Saya melihat nelayan, dari laut, turunin ikan, masukin ke storage, di-packing, kemudian untuk ekspor. Ada sebuah potensi yang sangat besar sekali di laut kita," kata dia. (Baca: Menteri Susi Akui Kelemahan Pengawasan di Laut)
Demi memajukan sektor kelautan, Jokowi berujar akan membangun 24 pelabuhan selama masa pemerintahannya. Jokowi juga akan meningkatkan jalur distribusi laut dengan membangun infrastruktur kelautan. (Baca:Jembatan Selat Sunda Tak Punya Identitas Bangsa)
MAYA NAWANGWULAN
Terpopuler:
Kronologi Penembakan di Rumah Amien Rais
Yusril Ihza Kritik Tiga Kartu Jokowi
Dubes AS: Menteri Susi Tangguh
Motif Pembunuhan Manajer Cantik di Bekasi