TEMPO.CO , Jakarta:Christine Hakim menyadari film merupakan hasil dari kebudayaan, sehingga sudah seharusnya industri film dibawahi oleh Kementrian kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menegah.
"Sebelumnya, industri film bagaikan anak yang menjadi korban perceraian kedua orang tuanya. Film itu produk kebudayaan, jadi keliru jika industri film dibawahi Kemenparekraf," kata Christine kepada Tempo, Rabu, 5 November 2014. (Baca: FFI 2014, Kembalikan Piala Citra ke Bentuk Awal)
Pada tahun-tahun sebelumnya film memang di bawah Kemenparekraf namun, pada kabinet Jokowi kementerian kebudayaan terpisah. Pariwisata dan ekonomi kreatif kini memisahkan diri dari kebudayaan yang menyatu dengan pendidikan.
"Mungkin ini yang dilakukan Jokowi untuk merevolusi mental bangsa Indonesia. Revolusi mental dapat diwujudkan melalui film," lanjut Christine.
Bagi Christine, jika pemerintah akan serius membangun mental manusia Indonesia, pemerintah akan memperkuat industri film. "Film itu bisa dijadikan sebagai sarana pendidikan, film kan gambaran kebudayaan, dan itu bisa mengajarkan kita dengan banyak hal."
Berangkat dari revolusi mental itu juga, Christine dan beberapa penyelenggara Festival Film Indonesia melakukan pembenahan dalam penyelenggaraan FFI tahun ini. Bukan hanya konsep, melainkan sistem penjurian yang kini diperketat dengan melibatkan perusahaan akuntan publik dunia. (Baca: Christine Hakim : Reza Rahadian Anak Ideologi Saya
RINA ATMASARI | HADRIANI P.
Terpopuler
Anak Ngetop, Menteri Susi: Ini Gara-gara Kalian!
Ashanty Ingin Melahirkan di Amerika
Antara Nadine Putri Susi dan Ayang Putri Jokowi
Christine Hakim : Reza Rahadian Anak Ideologi Saya
Konser Slank untuk Wanita