TEMPO.CO, Qaboun - Tiga mortir menghantam sebuah sekolah di pinggiran Damaskus timur, Suriah, saat konflik antara pasukan pendukung Presiden Bashar Assad dan pemberontak kembali memanas. Kejadian ini menewaskan setidaknya 13 siswa yang sedang belajar di sekolah itu.
Dikutip dari ABC News, Kamis, 6 November 2014, tiga mortir menghantam Sekolah Haya di Qaboun sebelum tengah hari. Hingga berita ini diturunkan, dilaporkan ada 13 anak yang tewas, tapi saksi di tempat kejadian memperkirakan jumlahnya akan terus bertambah. (Baca: Amerika Serikat Gempur ISIS di Suriah, 521 Tewas)
"Ada laporan bahwa ada 17 siswa yang tewas, tapi kami belum menerima data resmi. Sebanyak 9 mayat anak-anak ditemukan tergeletak di lantai kelas," kata Abu Akram al-Shani, seorang aktivis dari Observatorium Suriah yang berbasis di Inggris untuk hak asasi manusia.
Sejauh ini belum jelas siapa yang bertanggung jawab atas serangan mortir itu. Baik kelompok pemerintah maupun pemberontak belum memberikan konfirmasi serangan sejak kekerasan kembali memanas pada Rabu lalu. (Baca: Diduga Simpatisan ISIS, Pria Solo Tewas di Suriah)
Anak-anak Suriah memang sering menjadi korban dari perang saudara di negara ini selama empat tahun terakhir. Pada Oktober lalu, sedikitnya 25 anak di lingkungan yang dikuasai pemerintah tewas akibat bom bunuh diri. Kejadian ini adalah kekerasan paling serius yang dialami anak-anak selama konflik Suriah berlangsung.
RINDU P. HESTYA | ABC NEWS
Berita Lain:
9 Perempuan Berpengaruh Versi Forbes
Bos Facebook, Tokoh Muda Berkuasa 2014
Pembunuhan Pasangan Penghina Quran Dikecam