TEMPO.CO, Kendari - Pemerintah belum secara resmi menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Tapi di beberapa daerah, harga bensin telah meningkat berlipat-lipat. Misalnya di Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, harga premium telah mencapai Rp 20 ribu per liter. (Jokowi Ingin Alihkan Subsidi ke Sektor Produktif)
Masyarakat resah karena kenaikan harga itu menyebabkan mengerek harga kebutuhan pokok. Rudi, warga yang bekerja sebagai tukang ojek kecewa karena sejumlah pedagang bensin eceran telah menaikkan harga sepihak. (Alasan Jokowi Berani Naikkan Harga BBM)
"Sudah tiga hari bensin dijual di jalan-jalan dengan harga per liternya Rp 20 ribu," kata Rudi, Sabtu, 8 November 2014. Rudi terpaksa menaikkan tarif ojek dari Rp 5 ribu menjadi Rp 10 ribu, untuk lintas kota. "Penumpang pun ngomel-ngomel," ia menambahkan.
Alhasil, jumlah penumpang menyusut. Rudi mengaku kesulitan mendapatkan konsumen. Padahal, kata dia, biasanya tidak sulit memperoleh penumpang. "Cukup mengantre di pasar, terpenuhi kebutuhan sehari-hari." (Soal Rapat Harga BBM, Ini Jawaban Kepala Bappenas)
Warga Kelurahan Wanci, Ayu, mengatakan di tempat tinggalnya harga bensin bukan cuma melambung. "Tapi mulai langka." Ia bercerita saat mengantre di Agen Premium dan Minyak Solar (APMS), bensin dijual seharga Rp 8.500 - Rp 10 ribu per liter.
"Kami beli ke teman-teman penjual seharga Rp 200 ribu per jerigen ukuran 20 liter. "Katanya mereka mengambil dari APMS Wanci Rp 165 ribu per jerigen. Artinya ada kenaikan Rp 8.500 per liter," kata dia.
ROSNIA
Terpopuler:
Nurul Arifin: Muntah Lihat Menteri Jokowi Blusukan
PPP Kubu Romi Pecat Haji Lulung
Reuni Akmil '73, Prabowo Pilih ke Luar Negeri
Dipanggil Jokowi, Susi Memetik Anggur Lalu Lari