TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Mahendra Siregar mengatakan Presiden Joko Widodo perlu hadir pada pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Australia, di Brisbane Convention and Exhibition Centre, Queensland, Australia, pada 15-16 November 2014.
"Kini Indonesia telah menjadi bagian dari organisasi global G20, penting sekali bagi Presiden Jokowi yang mendapat dukungan dari mayoritas bangsa Indonesia untuk hadir di sana," ujar Mahendra di Jakarta, Kamis, 6 November 2014.
Dia mengatakan, pertemuan tersebut sangat menguntungkan Indonesia, karena di awal masa jabatan Jokowi bisa langsung bertemu dengan 20 pimpinan negara. "Yang terpenting adalah tetap konsisten dalam berkomitmen dan menghadapi tantangan ekonomi global yang kian besar," ujarnya.
KTT G-20, menurut Mahendra, sangat penting bagi Indonesia karena forum internasional itu merupakan forum kerja sama ekonomi internasional yang menghasilkan sejumlah keputusan strategis bagi para anggotanya. "Forum itu menyelesaikan berbagai masalah dalam manajemen krisis yang ekstrem, untuk menetapkan agenda bagi ekonomi global serta untuk membangun kemitraan dan kerja sama antar anggotanya," ujarnya.
Dia mengatakan Indonesia telah menjadi bagian dari rantai pasokan global dengan nilai tambah tinggi untuk mencegah terperangkapnya negara berpenghasilan menengah. "Perekonomian global yang kuat dan berkelanjutan sangat penting bagi Indonesia untuk mencapai target pertumbuhannya. Indonesia perlu memastikan kepentingan negara-negara terakomodir pada perekonomian global," ujarnya.
Mahendra mengatakan prioritas-prioritas G-20 sangat relevan untuk Indonesia dan G20 butuh Indonesia. "Indonesia perlu meneruskan partisipasi aktifnya di G20 bagi kepentingan nasionalnya serta negara-negara berkembang. Indonesia bisa mengoptimalkan hubungannya dengan negara-negara besar di dunia," ujarnya.
AMOS SIMANUNGKALIT
Topik terhangat:
TrioMacan Dibekuk | Penghinaan Presiden | Susi Pudjiastuti | Pengganti Ahok
Berita terpopuler lainnya:
9 Perempuan Berpengaruh Versi Forbes
Kronologi Penembakan di Rumah Amien Rais
Tidur di Rapat Paripurna, Adian: Itu Leyeh-leyeh