TEMPO.CO, Jakarta - Ardistia Dwiastri, desainer muda Indonesa yang memiliki label di New York menampilkan koleksinya di runway Jakarta Fashion Weeek (JFW) 2015.
Pemilihan warna-warni koleksi label Ardistia New York ini populer lewat rancangan outerwearnya. Mantel merah menyala pun menjadi pusat perhatian ketika model Cathy Sharon di atas cat walk menampilkan busana ini.
Desainer yang memiliki latar belakang pendidikan di bidang teknik itu, mengangkat tema Modern Opulence. Tema ini bagian dari Ardistia New York's Holiday 2014 Collection.
"Aku menampilkan busana banyak fungsi. Wearable dan ready to wear," kata Ardistia di Senayan City, Jakarta Pusat. Detail rancangan Ardistia terlihat pada cutting dan gaya potongan geometris. Elegan dengan warna-warna cerah seperti, orange, kuning, hijau.
Ardistia kelahiran Jakarta 1979 ini mendobrak pasar mode New York lewat label Ardistia New York pada 2007. Kini, setelah sekitar lima tahun, busana rancangan Ardistia bisa ditemukan di berbagai butik kelas atas di seluruh dunia. Dan juga bisa didapat di Indonesia.
"New York itu kota yang melting pot, sehingga mudah untuk dikenal sebagai sebuah label baru," kata Ardistia kepada Tempo di Resto Kitchenette pada 3 November 2014.(Baca : Busana 3 Desainer, Kolaborasi Tren Make Up 2015)
Karena masyarakatnya individualis, mereka senang memakai produk atau label yang sama sekali baru, bukan brand terkenal. "Saya mulai bisnis dari nol di New York. Sendirian," katanya.
Di Amerika Serikat, label Ardistia New York ada di California (Beeline, Vacci, Los Angeles), di Massachusetts (Turtle-Boston, Stash-Newton, Solo Flight Inc-Lenox, Dress Code-Androver). Lalu di Colorado (Ella Bleu-Greenwood Village), di Georgia (Merino, di Atlanta, Mint Boutique, Savannah), di Florida (Cinema Clothing-Miami), di Illinois (Akira, Uri Boutique-Chicago), Kentucky (Blink, The Peacock Boutique-Louisville).
Juga terdapat di Canada, di Prancis, di Jepang, di Korea dan di Turki.
Ardistia lulusan S-1 Jurusan Teknik Industri Northeastern University, Boston. Ia melanjutkan studi S-2-nya di Sains Manajemen Engineering dan Sistem Manufakturing, di universitas sama.
Beralihnya dia ke dunia fashion dari jurusan teknik karena hobinya sejak kecil. Senang membuat sketsa, Disti – sapaan akrabnya – selalu minta dibelikan buku gambar baru oleh ibunya setiap minggu dan menggambar cewek pakai baju aneka gaya. Akhirnya ia serius mengambil pendidikan desain fashion di Parsons The New School for Design, New York.