TEMPO.CO , Palangkaraya: Kenaikan harga cabai di Provinsi Kalimantan Tengah sudah mencapai 100 persen dari harga sebelumnya. Bila sebelumnya pedagang menjualnya dengan harga Rp50 ribu per kilogram, pada Minggu, 9 November 2014, harganya mencapai Rp 100 ribu per kg.
“Kondisi ini jelas membuat keinginan warga untuk membeli semakin berkurang, karena harganya mahal. Dan bila nantinya harga terus naik, kemungkinan saya untuk sementara tidak akan menjual cabai dulu menunggu harga stabil,” kata pedagang cabai di Pasar Kahayan, Jalan Cilik Riwut Km 1 Palangkaraya, Misrukiah, Ahad. (Baca juga: Alasan Jokowi Berani Naikkan Harga BBM)
Misrukiah mengaku kenaikan harga cabai ini sangat drastis. Menurutnya, setiap hari selama sepekan ini selalu terjadi kenaikan harga.
Harga cabai diperkirakan terus naik hingga pemerintah benar-benar menerapkan kebijakan yang tidak popular tersebut. Kenaikan harga ini diperkirakan akibat imbas dari mulai naiknya angkutan barang, mengingat cabai merupakan komuditas yang didatangkan dari Pulau Jawa.
Contohnya, untuk harga cabai pedas jenis tiung, semula dijual dengan harga menjadi Rp50 ribu per kg, saat ini harganya melonjak jadi Rp100 ribu per kg. Namun, untuk harga cabai keriting kenaikannya tidak terlalu tinggi, yakni yang semula Rp50 ribu per kg naik menjadi Rp55 ribu per kg.
Dari pantauan Tempo di Pasar Kahayan, sejumlah harga kebutuhan yang mulai merangkak naik bukan hanya cabai tapi juga ikan laut.
Endang, warga Palangkaraya yang tengah membeli cabai di Pasar Kahayan, mengungkapkan, seharusnya sebelum melakukan kenaikan harga BBM pemerintah juga memperhatikan masukan dari masyarakat mengenai dampaknya. “Ini jelas membuat kita repot, karena kita harus membagi dan mencukupkan anggaran yang kita miliki. Tapi kalau semua naik terus gimana kita mensiasatinya,”ujar wanita yang bekerja diperusahaan pengolahan kayu ini.
KARANA WW
Berita lain:
Pengusaha dan Pejabat Ini Sambut Jokowi di Beijing
Di APEC, Jokowi Promosi Visi Maritim Indonesia
Guru Ngaji Ini Sodomi 27 Murid SD di Tasikmalaya