TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Transportasi Jakarta Antonius N.S. Kosasih tak melarang praktek percaloan tiket uang elektronik Transajakarta. Dia tak mempermasalahkan ada calo yang menawarkan kartu elektroniknya untuk dipakai oleh calon penumpang. "Selama tak mengganggu antrian penumpang, kami tak melarang," katanya melalui pesan WhatsApp, Senin, 10 November 2014. (Baca: Tarif Transjakarta Cuma Rp 10 Hari Ini)
Kosasih mengatakan praktek pencaloan ini akan berkurang dengan sendirinya jika semakin banyak orang yang memiliki dan memakai kartu uang elektronik yang dikeluarkan oleh bank. Sebab, peluang bisnis para calo itu akan berkurang.
Selain itu, Transjakarta juga akan membuat tiket sekali jalan mulai 2015. "Nanti calo-calo model begitu tidak punya bisnis lagi karena pelayanan kami akan lebih baik," katanya. (Baca: Bus Transjakarta Punya Logo Baru)
Penambahan halte TransJakarta yang menggunakan tiket elektronik membuat praktek percaloan bermunculan. Di halte Lebak Bulus, Jakarta Selatan, misalnya, Tempo sempat ditawari oleh calo untuk menggunakan tiketnya. "Sudah punya tiket busway? Sekarang harus pakai tiket ini," kata Siti, salah seorang calo. (Baca: Ada Demo, Bus Transjakarta Blok M-Kota Dibatasi)
Siti menawari para calon penumpang yang belum memiliki kartu uang elektronik itu dengan harga Rp 5 ribu untuk sekali perjalanan, lebih mahal dari harga sebenarnya sebesar Rp 3.500. Tak hanya Siti, dua calo lain juga mematok harga yang sama.
Siti tak canggung menawarkan kartu uang itu meski dilihat oleh petugas Transjakarta. Menurut dia, mereka tak pernah melarangnya menjual jasa itu. "Kalau enggak boleh, saya juga enggak berani," ujarnya. Dua petugas yang berdiri tak jauh dari kami memang tak menegur Siti meski mereka melihat transaksi ini.
NUR ALFIYAH
Terpopuler:
Di Beijing, Jokowi Sentil Kualitas Produk Cina
Jokowi Jadi Primadona di APEC
Baghdadi, Pemimpin ISIS, Terluka Parah
Jokowi Top jika Pidato Bahasa Indonesia di APEC
Pesta Persib Juara Lumpuhkan Bandung