TEMPO.CO, Igualo - Pejabat Meksiko menjelaskan bahwa kematian 43 mahasiswa yang hilang sejak enam pekan lalu adalah tanggung jawab gangster narkoba. Para siswa dibunuh lalu ditumpuk dengan ranting dan ban lalu dibakar oleh para bandit itu.
"Gangster yang telah kami tangkap ini mengungkapkan peran mereka dalam kematian para mahasiswa kepada penyidik. Kami akan melakukan investigasi lebih lanjut dalam fasilitas khusus di Austria," kata Jaksa Agung Jesus Murillo Karam, seperti dilaporkan Time, Sabtu, 8 November 2014.
Sebanyak 72 orang telah ditangkap dalam kasus ini--menjadikan investigasi kriminal kasus ini yang terbesar di Meksiko. Polisi juga masih melakukan penyelidikan atas temuan kuburan massal lain di sekitar Kota Iguala. Mereka menduga di sanalah jenazah para mahasiswa disembunyikan.
Kematian 43 mahasiswa memicu protes para keluarga mereka dan warga yang menyayangkan semakin tingginya tingkat kekerasan di Meksiko. Mereka menggelar demo di kantor pemerintah di Guerrero, wilayah selatan Meksiko.(Baca: 43 Mahasiswa Dibunuh, Istana Negara Meksiko Dibakar)
"Kami merasa pemerintah mencoba menutupi hal ini. Keadilan harus ditegakkan," kata seorang kerabat korban.
Kasus ini juga menyeret mantan Wali Kota Iguala, Jose Luis Abarca, dan istrinya, Maria de los Angeles Pineda. Mereka berdua diduga menjadi dalang pembunuhan massal para mahasiswa.(Baca: Bekas Wali Kota dan Istri Ditahan Polisi Meksiko)
RINDU P. HESTYA | TIME
Berita Lain:
Jokowi Berharap Hubungan Cina-Indonesia Lebih Konkret
Menlu: Kehadiran Jokowi di Sejumlah KTT Penting
25 Tahun Tembok Berlin Ambruk Diperingati Meriah