TEMPO.CO, Jakarta - Pemain film Ernest Samudera punya banyak cerita menarik tentang kehidupan taruna Akademi Militer di Magelang, Jawa Tengah. Ini gara-gara ia berperan sebagai taruna dalam film terbarunya, Doea Tanda Cinta. Ernest yang saat ini sedang syuting di Magelang selama dua bulan penuh merasa senang karena mendapat pengalaman hidup di tengah akademi.
Doea Tanda Cinta adalah drama remaja dengan latar pendidikan militer. Film yang disutradarai Rick Soerafani ini adalah film kelima Ernest. Demi mendapatkan portur ekstra langsing, Ernest harus menjalani diet ketat. Dua bulan belakangan, Ernest tak makan nasi dan garam. Ini karena ia harus tetap ekstra langsing saat berperan sebagai taruna di Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah, itu.
"Setiap kali pergi ke rumah makan, saya bilang ke pelayan minta plain, ya, jangan dikasih garam," katanya kepada Tempo saat ditemui di kantor Oreima Films di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Rabu tiga pekan lalu.
Sebelum syuting di Magelang, Ernest sempat menjalani pelatihan selama tiga hari serta tinggal bersama dan beraktivitas layaknya taruna-taruna di Kawah Candradimuka. Ia mengatakan mesti bangun pukul 4 pagi, lari sepanjang 6 kilometer, latihan fisik di bawah sinar terik matahari, belajar menembak, serta sit up dan push up di atas aspal jalanan terbakar. "Wah, itu udah kayak apa, gila," ujar artis 25 tahun ini.
Ernest mengatakan jarang-jarang ada film dengan latar pendidikan militer. Karena itulah dia menerima tawaran main dalam film ini. Selain itu, ada hal lain yang membuat ia tertarik. "Film ini sangat detail menggambarkan kehidupan di Akademi Militer. Film ini jadi sekalian pengenalan tentang Akmil agar masyarakat luas tahu dan mendukung tentara Indonesia," ujarnya.
Banyak pengalaman lucu yang terjadi selama pengenalan itu. Ernest mengaku dirinya baru tahu bahwa kehidupan calon tentara tidak melulu seputar latihan militer. Pergaulan calon tentara rupanya juga tak hanya di seputar laki-laki sesama taruna. Ernest menjelaskan seorang calon taruna diwajibkan memiliki kekasih. Bahkan di buku saku yang mereka bawa ke mana-mana harus terpampang foto keluarga dan kekasih.
"Itu untuk memotivasi mereka, jadi lo harus lulus dengan nilai terbaik untuk mereka (keluarga dan kekasih)," katanya. Ia menambahkan, ketika libur pesiar, para taruna akan berkunjung ke rumah kekasihnya dan bertemu orang tua kekasih. "Enggak mungkin macam-macam karena di rumah orang tua."
Meski begitu, ia sempat merasa miris melihat kerasnya pendidikan di Akademi Militer. Dengan latihan yang sangat keras setiap hari dan menu santapan yang sederhana, ia mengaku bersyukur dengan kehidupannya sendiri. Namun belakangan ia justru terkagum-kagum dengan para taruna, terutama yang sudah tingkat akhir.
"Kehidupan mereka layaknya manusia normal tapi lebih di atas rata-rata manusia normal dalam hal cara makan, hidup, bicara, dan disiplin. Saya salut, saya sampai malu," ujarnya.
Ernest mendapat peran pertama sebagai Said di Negeri 5 Menara. Lalu berturut-turut ia bermain sebagai Abdi dalam film Sang Kiai dan sebagai Njohre dalam 3 Nafas Likas. Pria kelahiran Jakarta ini juga bermain dalam film tentang Tragedi 1998, Di Balik Pintu Istana, yang disutradarai Lukman Sardi.
KARTIKA CANDRA
Topik terhangat:
APEC | TrioMacan | Kisruh DPR | Susi Pudjiastuti | Lulung Dipecat
Berita terpopuler lainnya:
Demi Anak Kecil, Mata Jokowi Tepercik Tinta
Di Beijing, Jokowi Sentil Kualitas Produk Cina
Ini Kata PDIP Pasca-Kesepakatan Dua Koalisi
Ini Isu Menteri Gobel Saat Temui Lima Menteri APEC