TEMPO.CO, Jakarta - Polisi menetapkan 32 dari 38 orang yang tertangkap dalam penggerebekan narkoba di Kampung Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara, sebagai tersangka. Para tersangka terbukti positif sebagai pengguna narkoba. Tak hanya itu, sebagian besar di antara mereka ternyata merupakan bandar.
"Setelah kami fokuskan pemeriksaan, terungkap sebagian besar dari 32 tersangka itu statusnya lebih dari sekedar pengguna. Mereka adalah bandar," ujar Kepala Satuan Reserse Narkoba Kepolisian Resor Jakarta Utara Ajun Komisaris Besar Polisi Apollo Sinambela, Senin, 10 November 2014.
Sementara itu, enam lainnya sudah dibebaskan karena hasil pemeriksaan kandungan narkoba di dalam tubuh mereka menunjukkan hasil negatif. Keenam orang itu hanya dikenai sanksi wajib lapor.
Menurut Apollo, wilayah RW 13 dan RW 14 Kelurahan Tanjung Priok merupakan lokasi peredaran narkoba berjenis sabu, ganja, bahkan putaw yang sudah jarang ditemukan. Pembeli akan mendatangi bandar di kontrakan atau kos di wilayah tersebut, lalu menggunakan narkoba itu di tempat yang sama. Penggerebekan dilakukan Sabtu lalu oleh tim gabungan Polres Jakarta Utara dan Polsek Tanjung Priok.
Sebagian besar tersangka merupakan buruh pabrik dan anak buah kapal berusia 25-30 tahun, yang mengedarkan narkoba kepada kalangan menengah-bawah. Mereka berbagi tugas. Ada yang menjadi bandar. Ada pula yang menjadi kurir. Yang sekadar pengguna juga ada.
Saat Tempo mendatangi Kampung Bahari sore tadi, suasana mencekam masih terasa. Warga yang duduk-duduk di pinggir jalan memandang dengan tatapan curiga. Saat ditanya tentang lokasi penggerebekan, warga justru saling lempar. "Lokasinya di seberang rel, kalau di sini aman," ujar salah seorang warga.
Namun, ketika Tempo mendatangi wilayah seberang rel, warga di sana justru berujar sebaliknya. "Di sebelah sana yang banyak, kalau di Jalan Bahari sini bersih," ujar Amin, tukang becak yang mangkal di persimpangan Jalan Bahari.(Baca: Nyabu, Pelawak Tessy Ditangkap Polisi)
Yani, Ketua RT 04 RW 13 setempat, juga mengelak wilayahnya disebut rawan narkoba. "Sepengetahuan saya, di sini aman terus, kasus itu paling baru-baru ini saja. Itu pun wilayah sana," kata Yani sambil menunjuk ke arah RW 14.
Meski demikian, Yani membenarkan info bahwa wilayahnya banyak dijumpai kontrakan dan rumah kos. Namun warga dan penghuni nonpermanen di wilayah itu, kata Yani, jarang berinteraksi. "Orang sini cuek-cuek, jarang ngurusin tetangga," katanya. (baca: Soal Narkoba, Kerabat Tessy: Dia Cuma Coba-coba)
Kepala Polsek Tanjung Priok M. Iqbal menyebutkan warga berdalih karena ketakutan. "Warga mana mau ngomong, pada takut semua," ujar Iqbal.
Iqbal memastikan Kampung Bahari memang rawan narkoba karena sudah dimonitor selama beberapa waktu. Saat ini, polisi masih terus mengembangkan pemeriksaan untuk mengungkap jaringan narkoba di wilayah itu.
MOYANG KASIH DEWIMERDEKA
Terpopuler:
Jokowi Top jika Pidato Bahasa Indonesia di APEC
Baghdadi, Pemimpin ISIS, Terluka Parah
Bertemu Obama, Jokowi Berbahasa Indonesia
Apakah Jokowi Pidato Bahasa Inggris di Forum Dunia?