TEMPO.CO , Jakarta- Minimnya sentimen positif membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia cenderung bergerak melemah. Pada perdagangan Senin, 10 November 2014, IHSG melemah 22,037 poin (0,44 persen) ke level 4,965,3. (Baca juga: Dolar Melemah, Rupiah Curi 10 Poin).
Dalam perdagangan tersebut, saham yang berpindah tangan mencapai 4,5 miliar lembar dengan nilai Rp 4,02 triliun. Analis PT Woori Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, mengatakan minimnya sentimen positif di pasar saham membuat investor cenderung bersikap menunggu. "Investor kurang nyaman dengan kondisi ekonomi saat ini dan tidak banyak menambah koleksi saham," kata dia.
Melambatnya pertumbuhan ekonomi ke level 5,1 persen disertai defisit neraca transaksi berjalan di kisaran 2,9 persen dari produk domestik bruto (PDB) mengindikasikan bahwa iklim investasi di dalam negeri masih belum menarik. Selain risiko perlambatan ekonomi, Reza mengatakan investor menanti kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Kenaikan harga BBM diperkirakan bakal menjadi sentimen yang akan menggerakkan pasar secara signifikan. IHSG akan mengalami tekanan jual sehingga valuasi saham akan berubah. Namun tekanan jual ini justru bisa menjadi peluang bagi investor untuk kembali membeli saham dengan harga rendah.
Hari ini, Selasa, 11 November 2014, IHSG diperkirakan berada di kisaran level 4.950-5.050 dengan kecenderungan mengalami technical rebound. Reza menyarankan agar investor memperhatikan saham-saham lapis kedua seperti Kimia Farma (KAEF), Multistrada Arah Sarana (MASA), dan Tirta Mahakam Resources (TIRT).
M. AZHAR
Berita Terpopuler
Di Beijing, Jokowi Sentil Kualitas Produk Cina
Jokowi Jadi Primadona di APEC
Jokowi Top jika Pidato Bahasa Indonesia di APEC