Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tiga Tokoh Ini Disoraki Penonton

image-gnews
Amien Rais. TEMPO/Fransiskus S
Amien Rais. TEMPO/Fransiskus S
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Kesenian Jakarta menggelar acara pidato Kebudayaan setiap tanggal 10 November untuk memperingati ulang tahun Taman Ismail Marzuki. Kali ini, sejarawan Universitas Indonesia Hilmar Farid yang memberikan pidato kebudayaan berjudul: Arus Bali Kebudayaan: Sejarah sebagai Kritik. 

Pidato kebudayaan digelar di Teater Besar, Gedung Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Senin malam, 10 November 2014. Sebelum pidato dimulai, panitia mulai menampilkan kilas balik beberapa tokoh yang pernah memberikan pidato kebudayaan mulai 1998-2013. Mereka yang berpidato antara lain Umar Kayam, Emil Salim,  B.J Habibie, Mochtar Kusumaatmajda, Fuad Hasan, Ginandjar Kartasasmita, WS Rendra, Amien Rais, Ali Sadikin, Azyumardi Azra, Todung Mulya Lubis, Sri Sultan Hamengkubuwono X, Hidayat Nur Wahid, Ahmad Syafii Maarif, B. Herry-Priyomo, D. Zawawi Imron, I Gusti Agung Ayu Ratih, Ignas Kleden, Rocky Gerung, Busyro Muqoddas, Moh. Mahfud MD dan Karlina Supeli.

Namun lucunya, saat foto mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Amien Rais muncul di layar, tanpa komando tiba tiba penonton di Gedung Teater Jakarta berseru panjang. “Huuuuuu..,” teriak penonton lalu mereka tertawa kecil. Amien Rais pernah memberikan pidato kebudayaan pada 1998.

Hal yang sama juga muncul ketika foto Mantan Ketua MPR sekaligus politikus Partai Keadilan Sejahtera, Hidayat Nur Wahid dan Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi sekaligus tim kampanye Prabowo, Mahfud MD.Tetapi penonton juga tanpa komando dan spontanitas memberikan tepuk tangan saat foto Ali Sadikin, Syafii Maarif, dan Karlina Supeli muncul.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebelum pidato, panitia menampilkan teater gerak yang dilakukan oleh seniman topeng kontemporer Gallis Agus Sunardi. Konsep musik dan teater digarap oleh musikus Aksan Sjuman dan seniman teater Faiza Marzoeki.DIAN YULIASTUTI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jaga Persatuan, AHY Ajak Biasakan Ucapkan Terima Kasih dan Maaf

29 Juli 2017

Agus Harimurti Yudhoyono saat menyampaikan orasi kebudayaannya dalam acara Malam Budaya Manusia Bintang 2017 di Hotel Aryaduta, Gambir, Jakarta, 29 Juli 2017. TEMPO/Ahmad Faiz
Jaga Persatuan, AHY Ajak Biasakan Ucapkan Terima Kasih dan Maaf

Mantan calon gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengajak masyarakat membiasakan mengucap terima kasih dan maaf dalam beriteraksi.


Deklarasi WCF 2016 Jadi Agenda Pembangunan Dunia

13 Oktober 2016

Presiden Indonesia ke-5, Megawati Soekarnoputri (tengah), Mendikbud Muhajir Effendy (kanan), Direktur UNESCO Jakarta Shahbaz Khan (kedua dari kanan)  saat pembukaan World Culture Forum 2016 di Nusa Dua, Bali, 13 Oktober 2016. Forum yang digelar oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia bekerjasama dengan UNESCO itu diikuti oleh 63 negara untuk membahas pengembangan fungsi budaya dalam pembangunan yang berkelanjutan. Johannes P. Christo
Deklarasi WCF 2016 Jadi Agenda Pembangunan Dunia

Sektaris Jenderal UNESCO, Irin Bokova, mengatakan simposium WCF harus dijadikan refleksi global.


Pemerintah Kirim 50 Pegiat Budaya ke Selandia Baru  

12 Oktober 2016

Dirjen Kebudayaan, Hilmar Farid. TEMPO/Aditia Noviansyah
Pemerintah Kirim 50 Pegiat Budaya ke Selandia Baru  

Wakil Rektor Auckland University of Technology, Professor Nigel Hemmington, berharap kerja sama tersebut terus berlanjut.


Budayawan Tegur Jokowi Soal Infrastruktur Kebudayaan  

23 Agustus 2016

Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Budayawan pada acara dialog bersama para Budayawan di Galeri Nasioanl Indonesia, Jakarta, 23 Agustus 2016. Tempo/ Aditia Noviansyah
Budayawan Tegur Jokowi Soal Infrastruktur Kebudayaan  

Para budayawan menilai, Presiden Joko Widodo sudah lupa dengan program-program pembangunan kebudayaan.


Beri Kuliah Umum di UI, Begini Nostalgia Sri Mulyani  

26 Juli 2016

World Bank Group Managing Director, Sri Mulyani Indrawati, berpidato saat acara pembukaan konferensi Indonesia Green Infrastructur Summit 2015 di Jakarta, 9 Juni 2015. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Beri Kuliah Umum di UI, Begini Nostalgia Sri Mulyani  

Bekal ilmu dan pengetahuan di UI sangat membantunya memahami masalah dengan obyektif dan akurat.


Sri Mulyani Beri Kuliah Umum Soal Pemuda di UI Siang Ini  

26 Juli 2016

World Bank Group Managing Director, Sri Mulyani Indrawati, berpidato saat acara pembukaan konferensi Indonesia Green Infrastructur Summit 2015 di Jakarta, 9 Juni 2015. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Sri Mulyani Beri Kuliah Umum Soal Pemuda di UI Siang Ini  

Sri Mulyani akan memberikan kuliah umum di Universitas Indonesia siang ini.


JJ Rizal: Orang Indonesia itu Tegas, Toleran, Setia Kawan

30 Desember 2015

JJ Rizal. TEMPO/Imam Sukamto
JJ Rizal: Orang Indonesia itu Tegas, Toleran, Setia Kawan

Sejarawan JJ Rizal mengatakan saat ini Indonesia mengalami defisit "orang Indonesia"


Gus Mus: Konsep Agama, Tuhan dan Indonesia Perlu Diteliti Ulang  

28 Agustus 2015

KH. Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus. TEMPO/Ishomuddin
Gus Mus: Konsep Agama, Tuhan dan Indonesia Perlu Diteliti Ulang  

Gus Mus khawatir jangan-jangan pandangan orang-orang selama ini terhadap Tuhan dan agama itu ternyata keliru.


Gus Mus: Anggota DPR dan Para Pimpinan Harus Jadi Manusia Dulu

28 Agustus 2015

KH. Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus. TEMPO/Budi Purwanto
Gus Mus: Anggota DPR dan Para Pimpinan Harus Jadi Manusia Dulu

Gus Mus mengatakan, ada orang yang menganggap manusia adalah yang seperti dirinya sendiri sehingga sama saja menganggap yang lain bukan manusia.


Menistakan Pidato

27 Agustus 2015

Menistakan Pidato

Akhirnya mengaku, saya adalah pengarang yang diam-diam gemar "dipaksa" menerima order menulis pidato, sejak 1980-an.