TEMPO.CO, Jakarta - Perhelatan internasional Konferensi Tingkat Tinggi Asia Pacific Economic Cooperation (KTT APEC) yang diselenggarakan saban tahun menghadirkan 21 pemimpin negara anggotanya untuk membahas isu-isu global. Tahun ini, APEC diselenggarakan di Beijing, Cina. Topik utama yang diangkat dalam pertemuan tersebut adalah transaksi perdagangan besar dan persaingan geopolitik.
Di luar materi konferensi, ada hal unik dalam setiap penyelenggaraan KTT APEC. Saat acara puncak, para pemimpin negara anggota berkumpul dan berfoto bersama. Istilah untuk kegiatan ini "foto keluarga" menggunakan pakaian khas tuan rumah. Tahun ini, misalnya, para pemimpin mengenakan pakaian sutra berwarna merah marun, yang terlihat seperti model setelan Zhongshan. (Baca: Foto Bareng, Jokowi Juru Damai Cina dan AS)
Laman Power House Museum menyebutkan jas tunik Cina ini dikenal sebagai gaya pakaian tradisional di Negeri Panda. Semula busana tersebut dipopulerkan Sun Yat-sen, pendiri dan presiden pertama Republik Cina. Belakangan jas ini disebut sebagai jas Mao, merujuk KEpada Mao Tse Tung, penggagas berdirinya Republik Rakyat Cina. (Baca: Obama, Jokowi yang Ambisius, dan Mitra Luar Biasa)
Baju Zhongsan populer lantaran atasannya mirip jas tertutup dengan empat buah kantung di bagian depan. Jas ini tidak menampakkan kemeja dalaman sama sekali. Kerahnya kecil dan tegak, tidak berlipat. Dalam perhelatan APEC di Beijing, baju mirip Zhongsan yang dipakai oleh 21 pemimpin negara anggota APEC itu tampak tak berkantung. (Baca: Jokowi Dibanjiri Tepuk Tangan di Forum CEO APEC)
Tradisi mengenakan pakaian tuan rumah dimulai dalam penyelenggaraan APEC I pada 1993, ketika pertemuan digelar di Blake Island, Washington, DC. Para pemimpin dunia diminta tidak memakai dasi agar tidak terlalu formal. Alasan lainnya adalah APEC merupakan forum kerja sama untuk meningkatkan hubungan, sehingga tidak begitu mementingkan formalitas. (Baca: Putin: Asia Pasifik Prioritas Utama Rusia)
Kebiasaan unik ini menjadi tren dalam setiap konferensi APEC. Contoh lainnya adalah Presiden Bill Clinton memberikan jaket kulit seperti yang dipakai pilot AS kepada pemimpin dunia. Saat Indonesia menjadi tuan rumah, seluruh kepala negara mengenakan kemeja batik. Beberapa tahun sebelumnya, para pemimpin dunia mengenakan Barong di Filipina, Hanbok di Korea Selatan, Ponco di Cile, dan jaket kulit di Kanada. Selama bertahun-tahun pula tradisi ini menjadi hal menyenangkan dan menjadi bahan pembicaraan ringan. (Baca: Jokowi Jadi Primadona di APEC)
THE WASHINGTON POST | ODELIA SINAGA
Terpopuler
Jokowi Jadi Primadona di APEC
Bahasa Inggris Jokowi Dipuji
Bertemu Obama, Jokowi Berbahasa Indonesia
Hasut Massa Tolak Ahok, Bos FPI Terancam Pidana
FPI Siapkan Pengganti Ahok, Namanya Fahrurrozi
FPI Akan Buat DPRD Tandingan di DKI Jakarta