Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kapten Kapal Korea Selatan Dibui 36 Tahun  

image-gnews
Kerabat penumpang kapal feri Sewol dan pendukungnya meneriakkan slogan yang meminta hukuman seberat-beratnya bagi kru kapal tersebut di Pengadilan Gwangju, Korea Selatan, 27 Oktober 2014. AP/Ahn Young-joon
Kerabat penumpang kapal feri Sewol dan pendukungnya meneriakkan slogan yang meminta hukuman seberat-beratnya bagi kru kapal tersebut di Pengadilan Gwangju, Korea Selatan, 27 Oktober 2014. AP/Ahn Young-joon
Iklan

TEMPO.CO, Gwangju – Pengadilan Distrik Gwangju, Korea Selatan, menjatuhkan hukuman 36 tahun penjara terhadap kapten feri maut, Lee Joon-seok.  Feri ini tenggelam di perairan di sebelah selatan Korea Selatan pada April 2014, sehingga menyebabkan lebih dari 300 orang tewas. Menurut majelis hakim, Lee dianggap lalai dalam tugas. Sementara itu, ahli mesin kapal diganjar vonis 30 tahun penjara.

Jaksa penuntut umum dalam gugatannya menyebutkan awak kapal tak cakap bertugas dan meninggalkan penumpang, sehingga menimbulkan kematian. Hampir seluruh penumpang yang tewas adalah siswa remaja yang sedang piknik liburan sekolah ke kepulauan di sekitar perairan itu.

Vonis majelis hakim, menurut laporan koresponden Al Jazeera, Rob Mcbride, dari Gwangju, menimbulkan kemarahan di kalangan orang tua korban. Mereka menganggap vonis tersebut terlalu ringan. “Salah seorang keluarga korban berteriak di pengadilan, 'Mengapa mereka tidak dibebaskan saja?'” kata Mcbride. Dia menambahkan, para terdakwa lain dihukum antara 5-30 tahun penjara.

Semenara itu, pencarian korban kapal Sewol yang tenggelam pada April 2014 dihentikan oleh pemerintah. Berbicara dalam jumpa pers di televisi, Menteri Perikanan dan Kelautan Lee Ju-young mengatakan pencarian dihentikan pada Selasa, 11 November 2014, karena kesempatan menemukan korban yang hilang sangat kecil. "Pemerintah menyimpulkan bahwa pencarian korban oleh para penyelam sudah sampai pada batasnya.”

Lee menerangkan, badan feri sudah kolaps dan musim dingin mulai datang, “Terlalu bahaya menempatkan penyelam di dalam kapal.” Keluarga korban hilang, ucap Lee, meminta pemerintah menghentikan pencarian di bawah laut. Dua penyelam sipil meninggal selama pencarian korban akibat terjatuh hingga tak sadarkan diri. “Saya minta maaf karena gagal menemukan seluruh korban feri.”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

AL JAZEERA | CHOIRUL

Baca Berita Terpopuler
Hasut Massa Tolak Ahok, Bos FPI Terancam Pidana
Pidato Berbahasa Inggris, Jokowi Bisa Langgar Sumpah 
Obama Pilih Jokowi, Bukan Putin atau Xi Jinping 
Obama Sapa Jokowi: 'Aku Ngantuk' 
Taufik: KMP Siap Lengserkan Ahok

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Warga Korea Selatan Kompak Gelar Boikot Produk Jepang

27 Juli 2019

Poster kampanye boikot produk Jepang bertuliskan
Warga Korea Selatan Kompak Gelar Boikot Produk Jepang

Gerakan boikot produk Jepang di Korea Selatan semakin intensif dan diwarnai aksi vandalisme dengan merusak mobil-mobil buatan Jepang


Pemerintah Korea Selatan Kurangi Masa Tugas Wajib Militer

31 Juli 2018

Lee Min Ho memulai wajib militernya sejak 15 Mei tahun lalu. Meski tidak bergabung dalam prajurit militer, Lee Min Ho ditempatkan di Kantor Distrik Gangnam dan bertugas layaknya pekerja kantoran seperti di dinas sipil dan pelayanan publik. Kabarnya, aktor The Heirs itu akan bebas wajib militer pada Mei 2019. soompi.com; weibo.com/Minoz_pimxin
Pemerintah Korea Selatan Kurangi Masa Tugas Wajib Militer

Pemerintah Korea Selatan kurangi masa tugas wajib militer


Rudal Taurus Korea Selatan Diklaim Ideal Hadapi Korea Utara

12 Oktober 2017

Media militer terkenal, IHS Janes edisi 5 Oktober menulis bahwa militer Korea Selatan berencana membeli tambahan 90 rudal jelajah Taurus KEPD 350K (Kinetic Energy Penetration Destroyer) karena meningkatnya ancaman dari Korea Utara. Korea Selatan telah mem
Rudal Taurus Korea Selatan Diklaim Ideal Hadapi Korea Utara

Rudal Taurus milik Angkatan Udara Korea Selatan ini dilengkapi dengan sistem antijam alias tidak bisa dibuat macet,


5 Kecanggihan F-15K, Andalan Korea Selatan Hadapi Korea Utara

12 Oktober 2017

Rudal jelajah Taurus KEPD-350K akan menjadi senjata andalan pesawat tempur F-15K Slam Eagle Angkatan Udara Korea Selatan. Negara ini akan menjadi negara pertama di Asia yang mengoperasikan pesawat tempur bersenjata rudal jelajah canggih buatan Jerman. Tau
5 Kecanggihan F-15K, Andalan Korea Selatan Hadapi Korea Utara

Korea Selatan ikut mengirimkan pesawat tempur F-15K, andalannya dalam iringan pesawat pengebom kelas berat milik Amerika yaitu B-1B Lancer kemarin.


Remaja Korea Selatan Tak Yakin Pecah Perang, Pilih Nikmati K-Pop

10 Oktober 2017

(dari kiri) Anggota kelompok girlband K-Pop `Girls' Generation`, Seohyun, Tiffany dan Tae Yeon, berfoto sebelum Seoul Music Awards di Seoul, Korea Selatan, 22 Januari 2015. (AP/Ahn Young-joon)
Remaja Korea Selatan Tak Yakin Pecah Perang, Pilih Nikmati K-Pop

Para remaja Korea Selatan menikmati hidup seperti biasa, berjoget, berkumpul dan menikmati band K-Pop favoritnya karena tidak yakin perang terjadi.


Khawatir Perang Pecah, Warga Korea Selatan Borong WarBag

27 September 2017

Sejumlah warga Korea Selatan berunjukrasa menolak penempatan THAAD, sistem pertahanan udara paling canggih Amerika Serikat, di Seoul, 28 April 2017. Korea Selatan memerlukan THAAD untu menghadapi ancaman rudal balistik korea Utara. AP/Ahn Young-joon
Khawatir Perang Pecah, Warga Korea Selatan Borong WarBag

Warga Korea Selatan memborong ransel untuk bertahan hidup saat perang atau WarBag menyusul meningkatnya ancaman perang nuklir di Semenanjung Korea.


Ini Cara Warga Korea Selatan Hindari Ketakutan Nuklir Korea Utara

22 September 2017

Barisan peti kemas, berjajar rapi menunggu mobil angkut untuk mengantarkan ke tujuan. Ekonomi Korsel yang berkembang pesat, membuat industri ekspor dan import menjadi maju. Hal ini berdampak meningkatnya aktivitas, pengiriman barang melalui jalur laut. Uiwang, Korea Selatan, 30 Maret 2015. SeongJoon Cho/Getty Images
Ini Cara Warga Korea Selatan Hindari Ketakutan Nuklir Korea Utara

You Jae Youn mengaku lebih banyak memikirkan pemenuhan kebutuhannya sehari-hari dibandingkan ancaman nuklir Korea Utara.


58 Persen Warga Korsel Tidak Yakin Korut Akan memulai Perang  

9 September 2017

Kementerian pertahanan Korea Selatan sukses mengembangkan Hyunmoo 2C yang memiliki jangkauan lebih jauh, 800 km dengan muatan hulu ledak 500 kg. Kemampuan ini sesuai revisi pembangunan rudal antara Korea Selatan dan Amerika Serikat, pada 2012. Defense Ministry/Yonhap/via REUTERS
58 Persen Warga Korsel Tidak Yakin Korut Akan memulai Perang  

Rakyat Korea Selatan meminta pemerintah meningkatkan kemampuan teknologi pertahanan untuk menghadapi Korea Utara.


Terlalu Sering Main Golf, Penis Pria Ini Dipotong Sang Istri

3 September 2017

REUTERS/Valentin Flauraud
Terlalu Sering Main Golf, Penis Pria Ini Dipotong Sang Istri

Seorang istri memotong penis suaminya di Korea Selatan karena sang suami terlalu sering bermain golf.


Pasukan Khusus Korea Selatan Dilatih Bunuh Kim Jong-un  

31 Agustus 2017

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-Un melakukan kunjungan ke Institut Material Kimia di Akademi Ilmu Pengetahuan Pertahanan di Pyongyang, 23 Agustus 2017. Korean Central News Agency (KCNA)/via REUTERS
Pasukan Khusus Korea Selatan Dilatih Bunuh Kim Jong-un  

Korea Selatan tengah melatih pasukan khusus untuk melacak dan membunuh pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un.