TEMPO.CO, Yogyakarta - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia menyebutkan kualitas air di Indonesia terus menurun. Kepala LIPI, Iskandar Zulkarnain menyatakan menurunnya kualitas air terutama terjadi di kota-kota besar. Air permukaan sungai terus mengalami pencemaran dan rusak. Penyebabnya adalah eksploitasi air oleh manusia, limbah rumah tangga, dan kegiatan industri. (Baca: Ahli Geologi: Muka Air Tanah Yogyakarta Terus Turun)
Kondisi ini membuat semakin banyak orang mengambil air tanah atau air permukaan untuk memenuhi kebutuhan. Apalagi Perusahaan Daerah Air Minum saat ini hanya mampu memenuhi 40 persen kebutuhan air masyarakat perkotaan. "Kualitas air memprihatinkan. Banyak yang mengambil air secara ilegal" kata Iskandar di sela acara International Conference on Ecohidrology di Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta, 10 November 2014.
Conference on Ecohodrology merupakan kegiatan internasional dua tahunan itu membahas penelitian dan pengalaman dari semua negara yang berhimpun di dalamnya. Konferensi itu penting karena air menjadi isu global selain makanan dan energi. Peserta konferensi saling berbagi pengalaman dan belajar bagaimana mengatasi persoalan ketersediaan dan kualitas air. (Baca: Saksi Melihat Pria Berseragam Palyja Ikut Curi Air)
Iskandar mencontohkan Indonesia bisa belajar dari Korea Selatan maupun Jepang yang punya kemiripan di kawasan urban atau perkotaan. Tapi, cara dua negara itu harus disesuaikan dengan kondisi sosial masyarakat Indonesia.