TEMPO.CO, Bandung - Sebanyak 60 pohon terpaksa ditebang dalam kaitan dengan perbaikan saluran air di Kota Bandung. Sedangkan 212 pohon lainnya dipindah. "Pembangunan pasti ada pengorbanan," kata Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Bandung Arif Prasetya, Rabu, 12 November 2014. (Baca: Musim Hujan, Pemkot Jakarta Barat Pangkas Pohon)
Menurut dia, ratusan pohon tersebut berada di dua sisi Jalan RE. Martadinata hingga ujung Jalan Wastukancana. Sekitar 20 persen atau 60-an pohon besar dan kecil akan ditebang demi perbaikan drainase. "Pohonnya ada yang tidak layak, seperti angsana, kondisinya ada yang kurang baik, dan ada juga yang tidak menancap ke tanah sehingga rawan tumbang," ujar Arif.
Pohon yang rawan tumbang itu ditanam di tengah trotoar, namun akarnya terbentur gorong-gorong lama. Pohon seperti itu, kata Arif, jika masih layak tanam, akan dipindah ke tempat lain. "Kalau yang ditebang, akan diganti dengan pohon jenis mahoni dan tanjung," katanya. (Baca juga: Di Tegal, Tebang 1 Pohon Tanpa Izin Kena Denda)
Ahli tata kota Mohammad Danisworo mengatakan pepohonan di pinggir jalan bisa terhindar dari penebangan jika tidak ditanam di samping saluran air. Jadi, ketika ada perbaikan trotoar atau drainase, pohon bisa tetap hidup dengan aman. "Pohonnya harus yang berakar ke bawah, tidak menyamping, agar tidak merusak jalan," ujarnya.
Menurut mantan pengajar di Institut Teknologi Bandung itu, keberadaan pohon di sisi jalan mutlak diperlukan untuk melindungi pejalan kaki dari sengatan matahari. "Secara psikologis, pejalan kaki merasa aman dari kendaraan kalau pohonnya di sisi jalan," katanya.
ANWAR SISWADI
Berita Lain
Menteri Susi Ternyata Pernah Jadi Buronan Polisi
Bubarkan FPI, Gerindra: Ahok Bodoh atau Pintar?
Tiga Tokoh Ini Disoraki Penonton
Ahok Bimbang Laporkan Ketua FPI ke Polisi