TEMPO.CO, Jakarta - Rencana Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimulyono membangun Bendungan Batang Asai di Jambi ditolak sejumlah pemilik lahan. Salah satunya karena adanya permukiman penduduk dan masjid besar yang tidak mungkin digusur. (Baca: Jambi Bangun Bendungan Senilai Rp 310 Miliar.)
Seorang pemilik lahan, Narbawi Ajid, mengatakan lokasi bendungan itu berada di tengah permukiman penduduk. Tepatnya di Dusun Benso, Desa Pamuncak, Kecamatan Cermin Nan Gadang, Kabupaten Sarolangun. Apalagi, kata dia, ada bangunan masjid di dekat lokasi itu. "Bagaimana jika masjid itu terkena dampak pembangunan bendungan?" katanya kepada Menteri Basuki, Rabu, 12 November 2014. (Baca: Menteri Basuki Lobi Pembebasan Lahan Batang Asai.)
Ajid juga menyoal sekolah dasar yang harus dipindahkan karena berada di dalam lokasi pembangunan. Dia khawatir siswa di desa tersebut akan telantar jika sekolah mereka dipindahkan. "Kalau mereka tidak belajar, kita menyalahi Undang-Undang Dasar," ujarnya.
Jika proyek ini jadi digarap, pemerintah mesti memindahkan 25 pemilik lahan. Ajid mempersoalkan penggantian rumah karena sejumlah lahan di lokasi terdekat telah dikuasai oleh sebuah perusahaan.
Pemilik lahan lain, Fadli, juga menentang rencana pemerintah membangun Bendungan Batang Asai. "Itu harga mati, kami menolak rencana pemerintah membangun bendung," katanya dengan suara meninggi. Dia berharap pertemuan dengan Menteri merupakan dialog yang terakhir dengan pemerintah.
ALI HIDAYAT
Berita Terpopuler
Menteri Susi Ternyata Pernah Jadi Buronan Polisi
Tiga Tokoh Ini Disoraki Penonton
Ahok Bimbang Laporkan Ketua FPI ke Polisi