TEMPO.CO, Nay Pyi Taw - Presiden Joko Widodo menegaskan Indonesia tak akan hanya menjadi pasar dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN yang dimulai tahun depan. Indonesia, kata Jokowi, harus menjadi bagian penting dari rantai produksi regional dan global. (Baca: Jokowi Primadona APEC, Ini Pesan Hikmahanto)
"Indonesia tidak akan membiarkan dirinya menjadi pasar semata. Indonesia harus menjadi bagian penting dari rantai produksi regional dan global," kata Jokowi saat menyampaikan pandangan Indonesia dalam sesi pleno KTT ASEAN, Rabu, 12 November 2014. (Baca: Indonesia Agendakan Isu Rohingya di KTT ASEAN)
Untuk mewujudkan Masyarakat Ekonomi ASEAN diperlukan peningkatan pertumbuhan ekonomi di negara ASEAN. Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen agar bisa berperan dalam MEA. "Indonesia ingin mencapai target pertumbuhan ekonomi 7 persen di tahun-tahun mendatang," katanya.
Pandangan tersebut disampaikan Jokowi saat pleno KTT ASEAN yang berlangsung pagi ini di Nay Pyi Taw. Dalam sesi itu, tiap kepala negara diberi waktu untuk menyampaikan pandangannya. Sesi pleno dimulai setelah pembukaan KTT. (Baca: Sensus Terbaru Myanmar, Muslim Rohingya Tak Didata)
Duta Besar Indonesia untuk Myanmar, Ito Sumardi, menyatakan Presiden Jokowi juga diusulkan membahas isu Rohingya di KTT ini. "Jokowi diharapkan dapat memberi tanggapan soal proposal Rohingya sebelum KTT dimulai," kata Sumardi kepada Antaranews.
Sumardi menjelaskan Indonesia sebenarnya sangat prihatin tentang nasib pengungsi Rohingya yang tidak diakui oleh Myanmar. Kondisi itu juga yang menyebabkan beberapa kaum Rohingya pindah dari negara itu dengan cara ilegal untuk masuk ke Indonesia dan Australia. (Baca pula: Makna Politik Jokowi Diapit Obama dan Jinping)
ANANDA TERESIA
Berita Lain:
Makna Politik Jokowi Diapit Obama dan Jinping
Jokowi Primadona APEC, Ini Pesan Hikmahanto
Foto Para Ibu Negara, Iriana Jejer Istri Jinping