TEMPO.CO , Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia melanjutkan penguatan, merespons banyaknya sentimen positif yang bermunculan. Dua di antaranya adalah promosi Presiden Joko Widodo di forum CEO APEC, dan perdamaian antara koalisi parlemen pro-Jokowi dan pro-Prabowo yang memancing investor untuk terus melakukan aksi beli.
Dalam penutupan perdagangan Rabu, 12 November 2014, IHSG menguat 17 poin (0,3 persen) pada level 5.048. Investor asing mencatatkan aksi pembelian bersih tertinggi sepanjang November, dengan nilai Rp2,13 triliun. (Baca: Bank Mandiri Pecahkan Rekor Investor Terbanyak).
Menurut analis dari Milenium Danatama Sekuritas, Muhammad Al’ Amin, investor kian optimistis terhadap prospek saham. “Investor merespons rebound IHSG sebelumnya dan banyaknya kehadiran sentimen positif,” ucap dia.
Namun, ketidakpastian kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi membuat laju IHSG mengendur menjelang akhir perdagangan. Amin mengatakan, sebagian investor kembali berfokus pada rencana kenaikan harga BBM saat ingin melakukan perdagangan jangka panjang. “Ketidakpastian soal harga BBM bisa memicu aksi jual investor,” katanya. (Baca: Pasar AS Libur, Rupiah Menguat 27 Poin).
Amin pun menyarankan, agar investor mengakumulasi saham-saham lapis kedua untuk meraih keuntungan. Terutama saham-saham yang terletak di sektor perkebunan dan industri dasar, seperti Salim Ivomas (SIMP) dan Malindo Feedmill (MAIN). Penguatan harga CPO global ke level 2.265 ringgit Malaysia per ton diprediksi meningkatkan kembali minat investor pada saham-saham perkebunan.
Amin memperkirakan IHSG masih akan kembali menguat terbatas dalam kisaran level 4.962-5.076. Meski demikian, ketidakpastian kenaikan harga BBM akan tetap membuat investor tidak akan melakukan perdagangan secara optimal.
MEGEL JEKSON
Berita Terpopuler
Tiga Tokoh Ini Disoraki Penonton
Menteri Susi: Saya Beruntung DPR Kisruh
Rizieq: Dia Ajak Berunding, Kami Mau Ahok Turun