TEMPO.CO, Jakarta - Gagasan jalur pelayaran besar atau tol laut yang diutarakan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla ternyata masih belum dipahami masyarakat. Menurut JK, pangggilan akrab Jusuf Kalla, banyak yang menyangka tol laut adalah jalan tol di atas laut. (Baca: Bangun Tol Laut, Ini yang Harus Disiapkan Jokowi)
"Tol laut itu bukan seperti yang ada di Bali," ujar JK dalam paparan ekonomi 2015 di Hotel Four Seasons, Rabu malam, 12 November 2014. (Baca: Obsesi Jokowi: Kawinkan Tol Laut dan Jalur Sutra) Jalan tol pertama yang dibangun di Pulau Dewata berdiri di atas laut. Tol bernama Bali Mandara itu menghubungkan Nusa Dua, Ngurah Rai, dan Benoa. Panjangnya 12,7 kilometer.
Menurut JK, layanan tol laut yang dimaksud pemerintah adalah pembangunan pelbagai sarana transportasi laut, seperti pelabuhan, kapal, dan sistem logistik maritim yang berputar secara periodik dari satu pulau ke pulau lain di Indonesia. (Baca: Bangun Tol Laut, Jokowi-Kalla Butuh Rp 31 triliun)
Untuk mendukung rencana ini, pemerintah membuat gebrakan dengan memprioritaskan pembangunan infrastruktur pendukung. Pemerintah juga membenahi perizinan melalui pemangkasan alur birokrasi yang cukup panjang. (Baca: Konsep 'Tol' Laut Jokowi Picu Kontroversi)
JK mengatakan Indonesia memiliki potensi menjadi negara besar karena memiliki sumber daya alam dan tenaga kerja. Setelah proyek tol laut dan pembangunan infrastruktur berjalan, JK yakin target pertumbuhan ekonomi 7 persen pada 2015 bisa dicapai. "Tahun ini masih bisa tumbuh 5-5,2 persen, artinya sedikit saja diperbaiki kita bisa tumbuh 7 persen," ujarnya.
JAYADI SUPRIADIN
Berita Terpopuler
Menteri Susi Disemprot Nelayan
Jusuf Kalla: Kenaikan Harga BBM Akan Ditunda
Pembubaran FPI, Polri Siap Bersaksi di Pengadilan