TEMPO.CO, Shanghai - Setelah menjadi orang terkaya di Cina, pendiri perusahaan e-commerce Alibaba, Jack Ma, merasa tidak bahagia. Ma malah merasa dirinya semakin pusing dan diterpa kekhawatiran, setelah menerima limpahan kekayaan akibat melejitnya saham Alibaba. (Baca: Pemilik Alibaba, Jack Ma, Jadi Orang Terkaya di Cina)
Pengakuan ini diutarakan Ma dalam sesi wawancara dengan stasiun televisi CNBC, Rabu, 12 November 2014, waktu Cina. Dalam wawancara tersebut, Ma mengalami stres setelah kekayaannya melambung. Saat ini, kata Ma, dirinya merasa tidak bahagia karena menerima tekanan berat. Menurut dia, menjadi kaya itu menyakitkan. "Rasanya sakit saat mengetahui dirimu menjadi orang terkaya di dunia, dan semua orang hanya mengandalkanmu dalam urusan duit," kata Ma.
Ma juga mengaku stres karena banyak orang yang memiliki harapan muluk padanya. Selain itu, Ma kini punya banyak hal yang dipikirkan dan menjadi sumber kekhawatirkan. Apalagi setelah banyak yang mengenalnya sebagai miliarder, Ma merasa tidak bebas saat berjalan-jalan atau melakukan aktivitas di luar ruangan. Jika sudah begini, tak ada lagi yang bisa dinikmati. "Akhirnya, membelanjakan uang lebih sulit ketimbang mencarinya," ujar Ma. (Baca: Kisah Sukses Jack Ma: Dari Bir hingga Alibaba)
Jack Ma menjadi orang terkaya di Cina setelah mencetak duit lebih dari US$ 19,5 miliar (Rp 237 triliun). Hal ini terjadi setelah Alibaba mengumpulkan dana segar US$ 25 miliar (Rp 304 triliun) dalam penawaran saham perdana (IPO) di Bursa Saham New York pada September 2014. Majalah Forbes pun menobatkan IPO Alibaba sebagai pencetak rekor baru, dan Ma masuk dalam jajaran miliarder terkaya.
FERY FIRMANSYAH
Berita Terpopuler
Menteri Susi Disemprot Nelayan
Jusuf Kalla: Kenaikan Harga BBM Akan Ditunda
Pembubaran FPI, Polri Siap Bersaksi di Pengadilan