TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Eksekutif Pengawasan Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan Nurhaida mengatakan pihaknya mengkaji kemungkinan penggunaan sistem online dalam pembelian saham perdana atau initial public offering (IPO). Hal itu dilakukan untuk mempermudah investor dalam melakukan pembelian dan transaksi di pasar modal.
Ia berkata, jika selama ini penjualan saham IPO masih melalui underwriter atau sindikasi underwriter, kelak nasabah bisa mengakses saham IPO dari berbagai tempat. "Saya perkirakan mulai tahun depan sistemnya bisa diimplementasikan," kata Nurhaida di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, 14 November 2014. Kemudahan ini juga bertujuan meningkatkan jumlah investor di pasar modal. (Baca juga: Blue Bird dan Empat Perusahaan Lain IPO Tahun Ini)
PT Bursa Efek Indonesia sebelumnya berencana mengimplementasikan pelaporan elektronik dan pembelian saham IPO melalui Internet. Rencana tersebut diberlakukan guna mempermudah terutama para investor kecil membeli saham. Calon investor yang akan memesan IPO di luar Jakarta dapat memesan lewat broker di kotanya, sehingga investor tidak perlu bersusah payah ke Jakarta. (Lihat pula: Kepemilikan Saham Kini Bisa Dicek Lewat ATM)
Nurhaida mengatakan sistem ini juga akan membuat semua nasabah di berbagai tempat memiliki kesempatan yang sama dalam bertransaksi. Selain itu, dengan adanya pemerataan fasilitas, semua anggota bursa bisa menjadi perantara transaksi.
OJK, kata Nurhaida, sedang mengkaji secara bertahap sistem penjualan saham IPO yang selama ini dijalankan. Tujuannya untuk melihat sejauh mana penyesuaian akan dilakukan. OJK juga masih mempertimbangkan apakah dibutuhkan peraturan dalam penerapan sistem ini. "Yang penting pembentukan infrastrukturnya selesai dulu," kata dia.
Walaupun menargetkan bisa diterapkan pada tahun depan, namun dalam mempersiapkan sistem ini OJK mengedepankan prinsip kehati-hatian. Sebab, keamanan nasabah menjadi taruhan.
Ditemui di tempat yang sama, Direktur Utama PT Kustodian Sental Efek Indonesia (KSEI) Heri Sunaryadi mengatakan adanya sistem penjualan IPO online ini akan membuat cakupan pasar modal lebih luas. Sebabnya jaringan yang digunakan juga lebih banyak.
"Tujuannya sederhana, agar lebih mudah. Misalnya ada orang di Papua mau investasi tak usah ke Jakarta," kata heri. Bahkan, nantinya dimungkinkan pembelian saham dan transaksi bisa menggunakan ATM. Namun bank hanya bertindak sebagai perantara pesanan.
FAIZ NASHRILLAH
Terpopuler
Malaysia Kuasai 3 Desa, Pemda Nunukan Pasrah
Kontras Laporkan FPI ke Komnas HAM
MUI Tak Setuju FPI Dibubarkan, Mengapa?
Ahok Didukung MUI Asal...
Ahok Dilantik, FPI Keluarkan Tiga Ancaman