TEMPO.CO, Jakarta - Pasar telepon seluler pintar yang tumbuh subur masih belum juga bisa dirambah Intel, salah satu perusahaan besar pembuat chipset asal Amerika Serikat. Meski begitu, Chief Executive Officer Intel, Brian Krzanich, berharap semua akan berubah pada tahun depan.
Caranya, Intel akan melakukan strategi pemasaran lebih agresif. Hal ini pernah dilakukan untuk pasar tablet atau sabak digital. Hasilnya, Intel menjadi salah satu pemain besar di pasar sabak digital pada tahun ini. Untuk tahun depan, Intel berencana membanjiri pasar ponsel pintar dengan prosesor Intel. (Baca juga: Zenfone, Ponsel Pintar Pertama Asus)
Seperti pada pasar sabak digital, Intel akan menjalin kerja sama dengan beberapa perusahaan pembuat ponsel pintar untuk mengembangkan produk dan membuat inovasi baru. Selain itu, Intel berusaha membuat ponsel dengan harga lebih terjangkau. (Baca juga: ASUS Zenfone 6 Phablet Menengah Sekelas Premium)
“Pada akhir tahun ini kami harus sudah punya target untuk pasar ponsel pintar tahun depan,” kata Krzanich, seperti dikutip dari Pcworld.com. Pada saat ini pasar chipset ponsel pintar dikuasai oleh ARM, yang banyak ditanamkan di ponsel entry level maupun premium.
Sebagai langkah awal, Intel akan mengapalkan chipset terbaru yang diberi nama Sofia. Untuk akhir tahun ini, chipset tersebut akan terintegrasi dengan jaringan 3G. Adapun untuk varian jaringan 4G LTE, Sofia akan dipasarkan pada pertengahan tahun depan.
Kabarnya, perusahaan asal Korea Selatan, Samsung, akan memakai prosesor buatan Intel pada beberapa perangkat bergeraknya. “Akan banyak perusahaan pembuat ponsel pintar yang memakai chipset kami,” ucap Krzanich. “Saya kira tahun depan akan lebih banyak ponsel pintar diperkuat Intel di dalamnya.”
Di antara ponsel pintar yang telah memakai prosesor bikinan Intel adalah Motorola, Lenovo, dan Asus. Nah, khusus yang terakhir, dalam sepekan terakhir ini, Tempo sempat mencoba salah satu seri ponsel buatan Asus, yakni Zenfone 4S. Prosesor di dalamnya adalah Intel Atom Z2520 dengan kecepatan 1,2 GHz.