TEMPO.CO, Washington - Puluhan jaksa dan penegak hukum Amerika Serikat sedang dikirim ke Balkan, Timur Tengah, dan Afrika Utara untuk melacak para militan yang ingin kembali ke negaranya dari Suriah. Keputusan ini dibuat pemerintah AS setelah berulang kali mengecam para militan yang menggunakan paspor negara-negara Barat ke Suriah untuk menyerang negara-negara Amerika dan sekutunya. (Baca: Lagi, Militan Pro-ISIS Sandera Sekutu AS)
"Personil ini akan memberikan bantuan penting untuk sekutu kami dalam mengadili mereka yang kembali dari Suriah dan berniat melakukan aksi terorisme di negara yang ditargetkan," kata Jaksa Agung Amerika Serikat, Eric Holder, seperti dilaporkan Malaysian Insider, Jumat, 14 November 2014.
Seorang pejabat senior dari Departemen Kehakiman menyatakan ada sekitar 70 jaksa yang akan ditugaskan di beberapa negara, termasuk Albania, Bosnia, Kroasia, Kosovo, Serbia, Afrika Utara, dan Timur Tengah. Seorang jaksa yang bertugas di Albania misalnya, akan mengkoordinasikan pekerjaan anti-terorisme di Balkan dan Institut Internasional untuk Hukum dan Aturan Hukum.
"Tujuan mereka adalah untuk memastikan bahwa negara itu memiliki undang-undang yang konsisten dengan kontraterorisme konvensi PBB," kata Holder. (Baca: AS dan Sekutu Arab Mulai Gempur ISIS di Suriah)
Amerika Serikat dan Uni Eropa juga telah membahas kemungkinan dampak dari pelacakan dan pembatasan perjalanan para pejuang asing. Komisaris Uni Eropa untuk Migrasi Negeri dan Kewarganegaraan Dimitris Avramopoulos menjelaskan bahwa langkah tersebut tidak boleh membatasi perjalanan reguler dari warga "biasa". "Semua tindakan ini harus diukur agar tidak menjadi kendala bagi perjalanan bebas para warga yang 'bersih'," kata Avramopoulos.
RINDU P. HESTYA | MALAYSIAN INSIDER
Berita Lain:
Malaysia Kuasai 3 Desa, Pemda Nunukan Pasrah
Ahok Didukung MUI Asal...
Cara Jokowi Jadikan Indonesia Poros Maritim