Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kecelakaan Maut di Puncak Mirip Adu Banteng

Editor

Sunu Dyantoro

image-gnews
Ilustrasi kecelakaan mobil. TEMPO/Ary Setiawan
Ilustrasi kecelakaan mobil. TEMPO/Ary Setiawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hendrik Sirait, Sekretaris Majelis PBHI Jakarta, mengatakan kecelakaan di Puncak digambarkan seperti adu banteng. Hendrik mengatakan Guntur Siregar mengendarai mobilnya dengan kecepatan cukup tinggi. Sekitar pukul 01.00, Sabtu, 15 November 2014, tepat di Jembatan Jonggol, Ciawi, dari arah berlawanan melintas truk dengan kecepatan tinggi juga. Kecelakaan pun tidak dapat dihindari. "Sudah kayak adu banteng," kata Hendrik ketika dihubungi pada Sabtu, 15 November 2014. (Baca: Kecelakaan di Puncak, Bogor, Lima Orang Tewas)

Mobil Honda Jazz yang dikendarai Guntur ringsek. Guntur sendiri tewas seketika di tempat kejadian. Menurut Hendrik, petugas kepolisian cukup kesulitan mengevakuasi Guntur. "Posisinya terjepit pintu, jadi sulit," ucapnya.

Selain Guntur, Robi dan Riki juga tewas seketika. Selain itu, sopir truk dan seorang pengendara sepeda motor meninggal di tempat kejadian. Sedangkan Poltak dan Simon selamat dari kecelakaan itu. Keduanya kini tengah dirawat intensif di Rumah Sakit Ciawi, Bogor. (Baca: Kecelakaan Maut Puncak, Atlet Karate Tewas)

Guntur, atlet asal Riau, merupakan peraih medali emas pada Pekan Olahraga Nasional 2012 di Riau. "Korban peraih medali emas di PON Riau kemarin," kata Hendrik. Selain berprofesi sebagai atlet, ujar Hendrik, korban juga tengah menempuh pendidikan pascasarjana di Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia. Selain Guntur, korban tewas lainnya, yakni Robi Sirait dan Riki Paskalis, juga tengah menempuh pendidikan pascasarjana hukum UKI.

Ketiga korban tersebut, Hendrik mengimbuhkan, tengah mengikuti perekrutan calon keanggotaan Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia (PBHI) cabang Jakarta. Sesuai tradisi, sebelum resmi menjadi anggota, semua calon mengikuti pelatihan hak asasi manusia di kawasan Mega Mendung, Puncak, Bogor, Jawa Barat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tengah malam, tutur Hendrik, ketiga korban berangkat menggunakan mobil Honda Jazz menuju Puncak. Selain ketiga calon anggota PBHI, di mobil tersebut juga ada Ketua PBHI Jakarta Poltak Sinaga dan Kepala Divisi Advokasi Simon Tambunan. Guntur mengemudi mobil, Poltak duduk di depan, di samping Guntur; sedangkan Simon duduk persis di belakang kursi Guntur. Kedua korban lain duduk di sebelah Simon.

ERWAN HERMAWAN

Berita lainnya:
Di Mimbar Masjid, Pria Ini Pimpin Doa Tolak Ahok
Ahok Akan Dilantik, FPI: Itu di Tangan Tuhan
Unhas Geger, Guru Besar dan Mahasiswi Nyabu
Ruhut: Bubarkan Saja FPI
Asus Zenfone 4S, Tangguh Berkat Chipset Intel

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dugaan Intimidasi, Dua Pria Berbadan Tegap Datangi Kantor PBHI Malam-Malam

18 Januari 2023

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI) Julius Ibrani. Foto: ANTARA/HO-Aspri/am.
Dugaan Intimidasi, Dua Pria Berbadan Tegap Datangi Kantor PBHI Malam-Malam

Dua orang berbadan tegap mendatangi kantor PBHI mengaku hendak ke salon dan ogah memberikan identitasnya


Ketua PBHI Curigai 2 Pria Anggota Polri Susupi Kantornya

18 Januari 2023

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI) Julius Ibrani. Foto: ANTARA/HO-Aspri/am.
Ketua PBHI Curigai 2 Pria Anggota Polri Susupi Kantornya

Ketua PBHI Julius Ibrani, mengatakan dua pria dicurigai anggota polisi mengintai dan masuk ke kantor PBHI pada Senin malam, 16 Januari 2023.


Kebakaran Lapas Tangerang, PBHI: Pemerintah Abai Hak Asasi Manusia

10 September 2021

Keluarga korban kebakaran Lapas Kelas I Tangerang menangis saat antre pendataan ante mortem di RS Polri Kramat Jati di Jakarta, Rabu, 8 September 2021. Sebanyak 41 jenazah korban kebakaran Blok C2 Lapas Dewasa kelas 1A Tangerang tersebut diidentifikasi dengan metode post mortem maupun ante mortem oleh tim Disaster Victim Indentivication (DVI) Polri. ANTARA/M Risyal Hidayat
Kebakaran Lapas Tangerang, PBHI: Pemerintah Abai Hak Asasi Manusia

Lebih lanjut PBHI juga menyoroti kondisi ketidaklayakan huni yang terjadi pada luas ruang sel dan prasarana di dalam Lapas Tangerang yang terbakar itu


PBHI Kecam Penangkapan 3 Paralegal saat Demo Pimpinan Militer Myanmar

26 April 2021

Pengunjuk rasa yang tergabung dalam Jaringan Rakyat Miskin Kita menggelar aksi di depan Masjid Agung Al-Azhar dekat gedung Sekretariat ASEAN, Jakarta, Sabtu, 24 April 2021. Dalam aksinya mereka menolak kedatangan pimpinan Junta Militer Myanmar Min Aung Hlaing yang dianggap tidak sah mewakili Myanmar dalam KTT ASEAN 2021 serta mengutuk atas terjadinya kekerasan yang terjadi di Myanmar. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
PBHI Kecam Penangkapan 3 Paralegal saat Demo Pimpinan Militer Myanmar

PBHI meminta Jokowi bekerja sama dengan negara-negara ASEAN memastikan investigasi pimpinan Junta Militer Myanmar yang terlibat dalam aksi kekerasan.


Koalisi Masyarakat Sipil Minta Transparansi Voting Hakim MK

7 Februari 2019

Ketua KPK Agus Rahardjo (kedua kiri) bersama mantan pemimpin KPK, M. Jasin, Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Virgo Sulianto Gohardi, dan Deputi Direktur Indonesian Legal Roundtable Erwin Natosmal Oemar (kanan) memberikan keterangan kepada awak media di gedung KPK, Jakarta, Selasa, 5 Juni 2018. Rencananya, Rancangan Undang-Undang Kitab Undang Hukum Pidana atau RUU KUHP akan disahkan saat HUT RI ke-73 pada 17 Agustus mendatang. TEMPO/Imam Sukamto
Koalisi Masyarakat Sipil Minta Transparansi Voting Hakim MK

Koalisi Masyarakat Sipil Selamatkan Mahkamah Konstitusi (MK), mendesak transparansi dalam pemilihan atau voting hakim MK.


Diadukan PBHI, Ketua MK Arief Hidayat Siap Jelaskan ke Dewan Etik

1 Maret 2018

Ketua Mahkamah Konstitusi Arief Hidayat mengikuti fit and proper test calon hakim MK di Ruang Rapat Komisi III DPR pada Rabu, 6 Desember 2017. Dewi
Diadukan PBHI, Ketua MK Arief Hidayat Siap Jelaskan ke Dewan Etik

Arief Hidayat mengaku siap hadir jika dipanggil Dewan Etik MK berhubungan dengan pengaduan PBHI.


Advokat Fredrich Yunadi Jadi Tersangka, PBHI: Harus Jadi Pelajaran

19 Januari 2018

Mantan pengacara Setya Novanto, Fredrich Yunadi setelah menjalani pemeriksaan, di gedung KPK, Jakarta, 16 Januari 2018. Fredrich diperiksa untuk tersangka Dokter Rumah Sakit Medika Permata Hijau Bimanesh Sutarjo dalam kasus merintangi penyidikan kasus korupsi proyek e-KTP. TEMPO/Imam Sukamto
Advokat Fredrich Yunadi Jadi Tersangka, PBHI: Harus Jadi Pelajaran

Publik, kata Koordinator PBHI Totok, dapat menilai bahwa cara yang digunakan Fredrich saat mendampingi Setya Novanto dilakukan dengan niat tidak baik.


Pansel Hakim Konstitusi Harus Waspadai Mafia Sengketa Pilkada

22 Februari 2017

Tersangka kasus dugaan suap pada Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) non aktif Patrialis Akbar soal permohonan uji materi perkara di MK Basuki Hariman menunjukkan jari tangannya yang sudah dicap tinta saat memberikan hak suaranya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 019 Khusus Kelurahan Karet Kecamatan Setiabudi, Jakarta, Rabu (15/2). TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Pansel Hakim Konstitusi Harus Waspadai Mafia Sengketa Pilkada

Tahun ini adalah tahun pesta politik dengan 101 pilkada serentak. Terdapat potensi besar sengketa pilkada yang akan diajukan ke MK.


4 Korban Selamat dari Perdagangan Manusia, Ini Kronologinya

6 September 2016

Ilustrasi human trafficking. TEMPO/Ary Setiawan
4 Korban Selamat dari Perdagangan Manusia, Ini Kronologinya

Berawal dari laporan salah satu orang tua korban ke Polsek Pancoran, terungkap praktek perdagangan manusia di Sumatera Barat.


Usut Majalah Lentera, Kejaksaan Dikecam  

21 Desember 2015

Majalah Lentera.
Usut Majalah Lentera, Kejaksaan Dikecam  

Perhimpunan Bantuan Hukum Indonesia (PBHI) Jawa Tengah mengecam tindakan Kejaksaan Negeri Salatiga yang akan mengusut majalah

Lentera.