TEMPO.CO, Jakarta - Hendrik Sirait, Sekretaris Majelis PBHI Jakarta, mengatakan kecelakaan di Puncak digambarkan seperti adu banteng. Hendrik mengatakan Guntur Siregar mengendarai mobilnya dengan kecepatan cukup tinggi. Sekitar pukul 01.00, Sabtu, 15 November 2014, tepat di Jembatan Jonggol, Ciawi, dari arah berlawanan melintas truk dengan kecepatan tinggi juga. Kecelakaan pun tidak dapat dihindari. "Sudah kayak adu banteng," kata Hendrik ketika dihubungi pada Sabtu, 15 November 2014. (Baca: Kecelakaan di Puncak, Bogor, Lima Orang Tewas)
Mobil Honda Jazz yang dikendarai Guntur ringsek. Guntur sendiri tewas seketika di tempat kejadian. Menurut Hendrik, petugas kepolisian cukup kesulitan mengevakuasi Guntur. "Posisinya terjepit pintu, jadi sulit," ucapnya.
Selain Guntur, Robi dan Riki juga tewas seketika. Selain itu, sopir truk dan seorang pengendara sepeda motor meninggal di tempat kejadian. Sedangkan Poltak dan Simon selamat dari kecelakaan itu. Keduanya kini tengah dirawat intensif di Rumah Sakit Ciawi, Bogor. (Baca: Kecelakaan Maut Puncak, Atlet Karate Tewas)
Guntur, atlet asal Riau, merupakan peraih medali emas pada Pekan Olahraga Nasional 2012 di Riau. "Korban peraih medali emas di PON Riau kemarin," kata Hendrik. Selain berprofesi sebagai atlet, ujar Hendrik, korban juga tengah menempuh pendidikan pascasarjana di Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia. Selain Guntur, korban tewas lainnya, yakni Robi Sirait dan Riki Paskalis, juga tengah menempuh pendidikan pascasarjana hukum UKI.
Ketiga korban tersebut, Hendrik mengimbuhkan, tengah mengikuti perekrutan calon keanggotaan Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia (PBHI) cabang Jakarta. Sesuai tradisi, sebelum resmi menjadi anggota, semua calon mengikuti pelatihan hak asasi manusia di kawasan Mega Mendung, Puncak, Bogor, Jawa Barat.
Tengah malam, tutur Hendrik, ketiga korban berangkat menggunakan mobil Honda Jazz menuju Puncak. Selain ketiga calon anggota PBHI, di mobil tersebut juga ada Ketua PBHI Jakarta Poltak Sinaga dan Kepala Divisi Advokasi Simon Tambunan. Guntur mengemudi mobil, Poltak duduk di depan, di samping Guntur; sedangkan Simon duduk persis di belakang kursi Guntur. Kedua korban lain duduk di sebelah Simon.
ERWAN HERMAWAN
Berita lainnya:
Di Mimbar Masjid, Pria Ini Pimpin Doa Tolak Ahok
Ahok Akan Dilantik, FPI: Itu di Tangan Tuhan
Unhas Geger, Guru Besar dan Mahasiswi Nyabu
Ruhut: Bubarkan Saja FPI
Asus Zenfone 4S, Tangguh Berkat Chipset Intel