TEMPO.CO, Manado - Gempa 7,3 skala Richter yang mengguncang Maluku Utara menyebabkan kerusakan di sebuah hotel di Kota Manado. "Ada kerusakan sebagian dinding pada lantai 7," ujar Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB, dalam keterangan persnya, Ahad, 16 November 2014.
Sutopo menuturkan informasi itu diperoleh pasca-pendataan dampak kerusakan di sejumlah wilayah yang terpapar guncangan, seperti Gorontalo, Minahasa, dan Halmahera Barat. Hasil pemantauan BNPB menyimpulkan, gempa tersebut hanya menimbulkan sedikit kerusakan pada bangunan. "Tidak ada korban jiwa," katanya. (Baca juga: Gempa 8,3 SR Pernah Goyang Perairan Maluku Utara)
Di Kelurahan Bahoy, Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, tercatat empat rumah rusak ringan. Sedangkan di Kabupaten Talaud, Sangihe, Minahasa Utara, Bitung, Minahasa Selatan, Bolaang Mongondow Selatan, Bolaang Mongondow Timur, dan Minahasa Utara tidak ada korban jiwa dan kerusakan bangunan. (Baca juga: Zona Gempa Maluku Istimewa)
BPBD Maluku Utara juga telah berkoordinasi dengan BPBD kabupaten yang terkena dampak gempa. Berdasarkan laporan BPBD Kota Ternate, BPBD Kabupaten Halmahera Utara, Kepulauan Sula, dan Halmahera Barat, tidak ada korban jiwa dan kerusakan rumah dan bangunan pemerintah akibat gempa bumi dan tsunami minor kemarin. (Baca juga: Kenapa Perairan Maluku Rawan Gempa)
Hal yang sama juga disampaikan BPBD Gorontalo. Saat ini Tim Reaksi Cepat BNPB yang dipimpin Direktur Perbaikan Darurat BNPB Yolak Dalimunthe bersama TRC BPBD dan personel dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Sosial, serta Kementerian Kesehatan masih berada di Halmahera Barat untuk mendampingi pemda melakukan pendataan dan koordinasi dengan SKPD terkait.
Menurut Sutopo, aktivitas masyarakat pascagempa telah kembali normal. Meski ada beberapa gempa susulan, masyarakat tidak begitu merasakan karena sudah tidak terlalu kuat. Meski demikian, masyarakat diimbau terus meningkatkan kesiapsiagaan. "Gempa dapat terjadi kapan saja, tanpa kita ketahui tanda-tandanya," tuturnya.
Gempa 7,3 skala Richter mengguncang Maluku Utara, kemarin. Pusat gempa berada di 132 kilometer barat laut Halmahera Barat. Guncangan itu sempat membuat panik warga. Mereka berhamburan keluar rumah guna menyelamatkan diri setelah pemerintah mengeluarkan peringatan tsunami. Namun peringatan itu dicabut beberapa saat setelahnya. (Baca juga: BMKG: Gempa 7,3 SR di Perairan Maluku)
Sutopo mengatakan fenomena gempa dan tsunami merupakan keniscayaan bagi Indonesia. Selama 1629-2014, tercatat sedikitnya 174 tsunami melanda Tanah Air. Sebanyak 60 persen di antaranya terjadi di Indonesia timur. "Artinya, ancaman di sana lebih tinggi dibanding di bagian barat, karena kondisi tataran lempeng tektonik yang lebih rumit," ujar Sutopo.
RIKY FERDIANTO
Berita lain:
Skandal Sabu, Wakil Rektor Unhas Musakkir Dipecat
Ical: Jangan Kaget Istri Saya Maju Ketum Golkar
Cerita Roy Marten yang Pernah Ditampar 17 Kali