TEMPO.CO, Kupang - Perum Bulog Divisi Regional Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar operasi pasar beras pada Ahad, 16 November 2014. Kepala Bidang Pelayanan Publik Bulog Divisi Regional NTT Alex Malelak mengatakan operasi pasar dilakukan di tiga lokasi: Pasar Tradisional Oeba, Pasar Kasih Naikoten, dan kantor Bulog.
"Kami menggelar operasi pasar karena harga beras mengalami kenaikan menjelang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM)," kata Alex. (Baca: Harga Beras Mulai Naik, Bulog Gelar Operasi Pasar).
Menurut Alex, harga jual beras pada operasi pasar yakni Rp 7.400 per kilogram. Di NTT saat ini, harga beras kualitas medium sudah mencapai Rp 8.400 per kilogram. Dia menuturkan operasi pasar akan dilaksanakan hingga tidak ada lagi gejolak harga.
Bulog Divre NTT, ujar Alex, masih memiliki cadangan beras 16 ribu ton. Dalam waktu dekat, akan ada tambahan stok dari Nusa Tenggara Barat sebanyak 4.000 ton. Dengan demikian, stok 20 ribu ton bisa memenuhi kebutuhan masyarakat hingga tiga bulan ke depan.
Di NTT, pengadaan beras lokal oleh Bulog sepanjang 2014 mengalami penurunan dibanding tahun lalu sebanyak 14 ribu ton. Tahun ini, beras lokal yang dibeli dari Rote Ndao dan Kupang hanya 2.355 ton, Ruteng 1.020 ton, Bajawa 81 ton, Atambua 39 ton, Waikabubak 395 ton, dan Labuan Bajo 1.553 ton.
Menurut Alex, berkurangnya pembelian beras lokal disebabkan oleh harga dari petani yang mahal. Bulog mematok harga beli Rp 6.600 per kilogram, sedangkan harga jual petani Rp 7.400 per kilogram.
YOHANES SEO
Berita Terpopuler
Diplomasi Blak-blakan Jokowi Jadi Perhatian Dunia
Ini Profil Mahasiswi yang Nyabu Bareng Dosen Unhas
G-20, Abbott Atur Duduk Jokowi Sejak 20 Oktober