TEMPO.CO, Palembang - Sriwijaya Football Club membutuhkan dana Rp 35 miliar seiring dengan target klub menjuarai Liga Super Indonesia musim kompetisi 2014/2015. Presiden Sriwijaya Dodi Reza Alex optimistis besaran modal yang dikeluarkan akan sebanding dengan raihan prestasi.
Dana segar diperkirakan berasal dari badan usaha milik daerah, badan usaha milik negara, swasta lokal dan nasional, serta pihak lainnya. “Sriwijaya pasang target juara liga, sehingga wajar saja kalau kami membutuhkan dana besar,” ujar Dodi, Ahad, 16 November 2014. (Baca juga: Penyebab Kegagalan Sriwijaya FC Menurut Suporter)
Menurut Dodi, dana yang terkumpul akan digunakan untuk belanja pemain dan pelatih, akomodasi dan konsumsi pemain dan pelatih, serta biaya perjalanan laga tandang dan uji coba. Berdasarkan pengalaman musim sebelumnya, biaya trasportasi dan penginapan pada laga tandang merupakan komponen terbesar.
Sebagaimana musim sebelumnya, Sriwijaya masih mengandalkan sumber pendanaan dari BUMD, seperti Bank Sumsel Babel, serta berharap dari aliran dana BUMN yang berkantor pusat di Sumsel, seperti PT Semen Baturaja, PT Bukit Asam, dan PT Pupuk Sriwidjaja. Dodi mencontohkan, musim lalu, mereka berhasil mendapatkan dana segara dari Bank Sumsel Babel sebesar Rp 4 miliar.
Sekretaris Sriwijaya Faisal Musyid menuturkan, untuk sumber dana, pihaknya akan melakukan optimalisasi terhadap sejumlah perusahaan besar di Palembang dan Sumatera Selatan secara umumnya. Menejeman menunjuk tim untuk melakukan pendekatan dengan sejumlah target potensial. “Kami sedang fokus mencari sumber pendanaan untuk musim mendatang,” katanya.
PARLIZA HENDRAWAN
Berita lain:
Ical: Jangan Kaget Istri Saya Maju Ketum Golkar
Skandal Sabu, Wakil Rektor Unhas Musakkir Dipecat
Jokowi Kenalkan Blusukan di Forum G-20