TEMPO.CO, Bagdad - Serangan udara gabungan antara Angkatan Udara Amerika Serikat dan tentara Irak di Kota Al-Qaim, Irak, pekan lalu, dilaporkan tepat sasaran mengenai para petinggi pasukan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi, dan sepuluh petinggi ISIS lainnya dilaporkan terluka parah.
Sebuah surat kabar Irak menulis nama Jihadi John termasuk dalam pejabat yang terluka cukup berat akibat serangan itu. John adalah algojo yang mengeksekusi jurnalis Amerika James Foley dan Steven Sotloff, serta relawan Inggris Allan Henning dan David Haines. John bahkan dicap sebagai teroris paling dicari oleh sejumlah biro investigasi di seluruh dunia. (Baca: Peter Kassig, Relawan AS yang Dibunuh ISIS.)
"Kami sedang mengamati laporan bahwa salah seorang bernama Jihadi John terluka. Kami masih mencari mereka," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Irak, seperti dilaporkan Daily Mail, Ahad, 16 November 2014.
John dilaporkan sedang dirawat di rumah sakit di Deir-ez-Zour, Suriah. Namun pihak Kementerian masih mengumpulkan informasi dari berbagai sumber untuk memastikan kabar tersebut. "Kejadian itu sudah sepekan yang lalu. Kami belum punya perwakilan di Suriah untuk memastikan kabar tersebut. Jadi masih sulit bagi kami untuk memberikan konfirmasi," kata juru bicara itu.
Menurut laporan seorang sumber--suster yang merawat korban, salah satu pasien yang dia rawat adalah "pria yang memenggal kepala para jurnalis". Namun kabar itu juga belum dapat dipastikan. (Baca: Profil 'Jihadi John', Penjagal ISIS.)
John dilaporkan sedang bersama Baghdadi dalam sebuah rapat rahasia di bunker bawah tanah di al-Qaim, Irak, saat serangan itu terjadi. Pejabat Irak juga belum berkomentar, apakah John memang ditargetkan atau hanya kebetulan hadir dan kena serangan.
Jihadi John muncul pertama kali dalam video pemenggalan James Foley pada Agustus lalu. Lewat video itu, John berbicara dengan logat Inggris yang sangat kental. Para pengamat pun langsung berasumsi bahwa John berasal dari negeri yang dipimpin oleh Ratu Elizabeth II itu.
John diperkirakan berusia 28-31 tahun. Menurut laporan, ia bergabung dengan ISIS saat datang ke Irak dan sempat memimpin pasukan ISIS di Suriah.
RINDU P. HESTYA | DAILY MAIL
Berita Lain:
Kata Romo Benny Soal Muslim AS yang Salat di Katedral
Pertama Kali, Muslim Amerika Jumatan di Katedral
Jokowi Bahas Industri Pertahanan dengan Merkel