TEMPO.CO, Surabaya - Seluruh angkutan umum di Jawa Timur akan melakukan mogok sehari menyusul kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Aksi itu dilakukan pada Rabu, 18 November 2014, mulai pukul 00.00 WIB. "Kami akan stop operasi sehari, sebagai shock therapy saja," kata Ketua Dewan Pengurus Daerah Organisasi Angkutan Darat (Organda) Jawa Timur H.B. Mustafa kepada Tempo di kantornya, Selasa, 18 November 2014.
Mustafa mengatakan aksi mogok itu untuk memberikan peringatan kepada pemerintah. Sebelumnya, pengurus pusat Organda sempat melakukan audiensi dengan Menteri Perhubungan, Menteri Perindustrian, dan Menteri Perdagangan pada tiga pekan lalu. Dalam audiensi itu, ketiga menteri memberlakukan warning kepada Organda agar tidak menaikkan tarif angkutan hingga tiga bulan setelah harga bahan bakar minyak bersubsidi naik. "Alasannya supaya tidak mengganggu inflasi," ujar Mustafa.
Permintan itu dinilai Organda terlalu memberatkan. Sebab, kenaikan harga bahan bakar otomatis mendongkrak kenaikan harga operasional angkutan. Di antaranya harga ban, suku cadang, dan upah pengemudi. "Kalau nggak boleh naik, kami nggak bisa jalan. Kalau naik, kasihan masyarakat," kata dia. (Baca berita terkait: BBM Naik, Organda Berencana Mogok Beroperasi)
Dengan kenaikan harga bahan bakar 30 persen, idealnya tarif angkutan naik minimum 40 persen. Menurut Mustafa, kenaikan tarif itu pun belum bisa menutupi kerugian yang dialami angkutan. Apalagi load factor atau muat penumpang angkutan rata-rata kurang dari 50 persen.
Karena itu, aksi mogok sehari diharapkan bisa membuat pemerintah lebih berpihak kepada Organda. Kalaupun dilarang menaikkan tarif, Mustafa berharap pemerintah mau memberikan subsidi minimal Rp 2.000 sesuai besaran kenaikan harga bahan bakar. "Entah gimana caranya, mungkin dikasih kartu chip atau apa."
Kendati belum memperhitungkan secara rinci kerugian yang ditimbulkan dari kenaikan harga bahan bakar, tapi Musfata memperkirakan setiap angkutan bakal merugi ratusan ribu rupiah dalam sehari. Hal itu didasarkan pada perhitungan kebutuhan bahan bakar per hari, yaitu Rp 2.000 kali 150 liter untuk bus dan Rp 2.000 kali 15 liter untuk angkutan kota. (Baca juga: Organda DKI: Tarif Angkutan Umum Naik 30-35 Persen)
Data Organda Jawa Timur menyebutkan saat ini ada sekitar 7 ribu bus angkutan kota dalam provinsi dan angkutan kota antar-provinsi, 8.600 angkutan pelabuhan dan 40 ribu angkutan kota. Menurut Mustafa, hampir semuanya menyatakan setuju melakukan mogok. Meski demikian, instruksi mogok hanya bersifat imbauan dan bukan kewajiban.
AGITA SUKMA LISTYANTI
Berita Terpopuler:
Ahok Didoakan Jadi Mualaf di Muktamar Muhammadiyah
Harga Premium Kini Rp 8.500, Solar Rp 7.500
Beda Jokowi dan SBY dalam Umumkan Kenaikan BBM