TEMPO.CO, Jakarta - Tokoh Jaringan Islam Liberal, Ulil Abshar Abdalla, menyatakan kekecewaannya atas sikap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang mendukung kenaikan bahan bakar minyak bersubsidi saat kadernya, Joko Widodo, menjadi Presiden Indonesia.
Sikap partai itu berbeda ketika pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono berencana menaikkan harga BBM bersubsidi pada 2013. Saat itu PDI Perjuangan, yang masih menjadi partai oposisi, dengan tegas menolak rencana tersebut. Bahkan sejumlah politikus partai banteng di tingkat pusat dan daerah turut berdemonstrasi bersama para buruh untuk menentang kenaikan harga BBM bersubsidi. "Mereka sekarang seperti mempermalukan dirinya sendiri," kata Ulil saat dihubungi, Selasa, 18 November 2014.
Ulil menilai sikap PDI Perjuangan juga tidak terhormat karena berbeda saat berada dalam pemerintah dengan waktu menjadi oposisi. "Seharusnya PDI Perjuangan punya sikap dan filosofi yang kukuh yang bisa tetap dipertahankan sepanjang waktu," ujarnya.
Menurut Ulil, dengan mendukung kenaikan harga BBM bersubsidi, PDI Perjuangan bak melakukan apa yang dulu mereka tentang dengan keras.
Ulil menegaskan, Jaringan Islam Liberal tetap dengan sikapnya selama ini, yakni mendukung pencabutan subsidi BBM. Sebab, pemanfaatan dana subsidi BBM tidak tepat sasaran karena lebih banyak dinikmati oleh masyarakat kelas menengah. "Ini bisa membuat mereka ketagihan," ucapnya.
Tadi malam, Presiden Joko Widodo mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi. Premium naik dari Rp 6.500 menjadi Rp 8.500 per liter, sedangakan solar dari Rp 5.500 menjadi Rp 7.500 per liter. Penaikan harga BBM ini diklaim sebagai usaha pemerintah meningkatkan pemanfaatan anggaran, dari yang bersifat konsumtif dialihkan ke program-program yang produktif.
MUHAMMAD MUHYIDDIN | FRANSISCO ROSARIANS
Terpopuler
Islah DPR, Pramono Anung Sindir Fadli Zon
Jadi Menteri Jokowi, Mengapa Susi Lapor Mega?
Jokowi Jadi Koki, Benarkah Australia Menghina?
Harga Premium Kini Rp 8.500, Solar Rp 7.500
Fahri Hamzah Ingin DPR Tetap Berkelahi
Kenaikan Harga BBM, Begini Hitungan Faisal Basri
Jokowi: Harga BBM Naik Rp 2.000 Per Liter