TEMPO.CO, Jakarta - Meski bakal mendapat cemooh karena mendukung kenaikan harga BBM bersubsidi, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia yakin sikap mereka benar. Ketua BEM FEUI Muhammad Mulyawan Tuankotta mengatakan mereka mendukung pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla menaikkan harga BBM karena langkah tidak populer ini bisa menyelamatkan anggaran yang selama ini habis untuk subsidi BBM.
Menurut dia, BEM FEUI telah melakukan kajian soal subsidi ini sejak 2011. Ini alasan mereka kenapa mendukung pengurangan subsidi BBM. Pertama, subsidi BBM semakin membengkak, sehingga membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan mengurangi peruntukan bidang lain, seperti pendidikan, kesehatan, dan bantuan sosial.
"Anggaran dari pencabutan subsidi bisa direalokasikan pada program-program yang real, seperti Kartu Indonesia Sehat dan lainnya," ujarnya di Depok, Selasa, 18 November 2014.
Kedua, pengurangan subsidi BBM akan menyelamatkan APBN dan neraca pembayaran. Soalnya, subsidi membuat makin besarnya ketimpangan pendapatan di Indonesia. "Subsidi adalah kebijakan mistargeted, karena masyarakat menengah ke atas mendapat porsi paling besar dari subsidi," tuturnya.
Ketiga, subsidi akan menyebabkan Indonesia mengalami krisis energi. Karena itu, subsidi sebaiknya direalokasikan untuk pembangunan, sehingga ekonomi jangka panjang akan tumbuh pesat. "Dukungan kami terhadap kenaikan harga BBM bukan saja saat ini, pada zaman SBY juga begitu," katanya.
Keempat, dengan pengurangan subsidi BBM, pemerintah punya anggaran lebih banyak untuk pembangunan. Selama ini, anggaran yang bisa diutak-atik pemerintah hanya Rp 4 triliun atau 15 persen dari APBN. Dengan pemangkasan subsidi itu, pemerintah bisa menambah dana cadangan yang belum dialokasikan itu sebesar Rp 90-120 triliun.
ILHAM TIRTA
Berita lain:
Kesamaan Skandal Sabu Profesor Unhas dan Tessy
Begini Aliran Uang Kasus Bus Transjakarta
Relokasi, Ahok: Pendatang Pulang Kampung Saja
Harga BBM Naik, Mahasiswa Mulai Menggelar Demo
Harga BBM Naik, Polisi Siaga I