TEMPO.CO, Jakarta - Pengumuman kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi oleh Presiden Joko Widodo sepertinya tak mempengaruhi pengendara kendaraan bermotor baik roda empat maupun roda dua untuk memenuhi tangki bahan bakar mereka. Semalam,sampai pukul 22.30 WIB, tak terlihat antrean panjang di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Jakarta Selatan.
Yusuf Ahmad, 45 tahun, sopir taksi Express, hanya membutuhkan waktu tak lebih dari 20 menit untuk mengantre bahan bakar di SPBU di Jalan T.B. Simatupang, Jakarta Selatan. Menurut dia, antrean pembeli bahan bakar sebelum harga BBM bersubsidi resmi naik pada pukul dua belas malam itu tak beda jauh dengan antrean seperti hari biasa. “Ya, lebih ramai, tapi lihat sendiri, tidak ada antrean panjang.” (Baca:Harga Premium Kini Rp 8.500, Solar Rp 7.500)
Menurut Yusuf, mungkin warga Ibu Kota tidak terlalu terpengaruh oleh kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar Rp 2.000. “Saya sendiri ikut antre karena pas mendekati merah jarum bensinnya,” katanya.
Meilani, 27 tahun, petugas pengisi bensin di SPBU tersebut, mengatakan tak ada batas pengisian bahan bakar bagi pengendara sepeda motor ataupun mobil. "Stok bahan bakar juga cukup, mungkin sampai nanti pukul 24.00, belum habis. Antrean ramai, tapi tetap tertib.”
Suasana serupa juga terjadi di SPBU di Jalan Antasari, Jalan Kemang Raya, dan Jalan Cilandak KKO, yang semuanya berada di kawasan Jakarta Selatan. Bahkan antrean pengguna kendaraan yang akan mengisi bahan bakar tidak sampai meluber ke jalan raya. Rata-rata antrean diisi oleh sepeda motor. Sedangkan kendaraan roda empat yang antre didominasi oleh angkutan umum, seperti taksi, Kopaja, dan Metro Mini.(Baca: Harga BBM Naik, Polisi Jaga Pom Bensin)
Adapun kendaraan pribadi yang antre bisa dihitung dengan jari. Wawan, 34 tahun, warga Lenteng Agung yang sedang mengisi bahan bakar di SPBU di Jalan Antasari, mengaku ikut antre agar masih mendapat harga BBM bersubsidi sebelum kenaikan. “Tapi kebetulan bensin saya juga sudah tinggal seperempat. Jadi, sekalian saja,” katanya.
Menurut Wawan, pengurangan subsidi BBM sebaiknya memang segera dilakukan daripada ditunda-tunda. Dia menyatakan bosan melihat demo-demo anarkistis mahasiswa yang menuntut pemerintah tidak mengurangi subsidi. “Sebaiknya memang sekarang. Kalau besok-besok, demonya juga akan lama.”
ANTO
Berita Terpopuler
Kata Romo Benny Soal Muslim AS yang Salat di Katedral
Pertama Kali, Muslim Amerika Jumatan di Katedral
Menteri Susi Akui Dipilih Jokowi karena Gila