TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti dari Walk Free Foundation, Khatarine Bryant, mengatakan hampir 36 juta penduduk dunia adalah korban perbudakan.
"Tepatnya, 35,8 juta orang di dunia ini adalah korban perbudakan modern," ujarnya dalam acara Peluncuran Global Slavery Index 2014 di Warung Daun, Cikini, Jakarta, pada Selasa, 18 November 2014. (Baca: Pemerasan TKI Bentuk Perbudakan Modern)
Menurut Khatarine, perbudakan modern saat ini bukan lagi berbentuk orang yang diikat dalam penghambaan. "Banyak sekali masalahnya, seperti kerja paksa, kerja tanpa digaji, kawin paksa, perbudakan seks komersial, atau perdagangan manusia," katanya.
Ia menuturkan, sebenarnya, perbudakan modern terjadi di berbagai negara, tepatnya 167 negara dalam indeks perbudakan dunia.
Menurut data 2014 ini, sepuluh negara yang memiliki proporsi atau tingkat prevalensi penduduk dengan masalah perbudakan tertinggi adalah Mauritania sebesar 4 persen, Uzbekistan (3,97 persen), Haiti (2,30 persen), Qatar (1,35 persen), India (1,14 persen), Pakistan (1,13 persen), Kongo (1,13 persen), Sudan (1,13 persen), Suriah (1,13 persen), dan Republik Afrika Tengah ( 1,13 persen).
Namun, bila dilihat dari angka absolut, korban perbudakan modern tertinggi terdapat di India dengan 14, 9 juta orang, diikuti Tiongkok (3,24 juta orang), Pakistan (2,06 juta orang), Uzbekistan (1,2 juta orang), dan Rusia (1,05 juta orang). "Kelima negara ini menyumbang sekitar 22 juta orang korban perbudakan modern di dunia," ujarnya.