TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan formula untuk mengantisipasi banjir dimulai dari lingkungan perumahan sebagai satuan warga paling kecil. Sebab, sampah yang memenuhi saluran sungai kebayakan adalah limbah rumah tangga.
Saat meninjau Pintu Air Manggarai, Jakarta Selatan, Ahok melihat banyak sampah plastik mengapung. Tampak gelas plastik bekas minuman kopi bermerek terkenal mengapung di Kali Ciliwung itu. Ia pun berkomentar, "Warga membeli Starbucks di mal, tapi buangnya ke kami," kata Ahok di Pintu Air Manggarai, Selasa, 18 November 2014.
Ahok menuturkan lurah dan camat bertanggung jawab mengawasi warga agar tak membuang sampah ke sungai. Bahkan lurah dan camat harus memberi sanksi bagi warga yang masih membuang sampah ke sungai. Sanksi tersebut, antara lain, berupa penghambatan pengurusan administrasi di kantor pemerintahan.
Lurah dan camat, ujar Ahok, memiliki tugas seperti manajer lingkungan. Mereka bertanggung jawab dalam mengkoordinasi satuan kerja perangkat daerah saat wilayahnya terkena dampak banjir. "Lurah dan camat harus menjadi orang yang paling mengetahui apa yang terjadi di wilayahnya," katanya.
Hari ini, Ahok meninjau beberapa lokasi untuk mengecek kesiapan Ibu Kota menghadapi ancaman banjir. Daerah yang dikunjungi di antaranya Rumah Pompa Setiabudi Timur, Pintu Air Manggarai, sodetan Sungai Ciliwung di Kampung Pulo Jakarta Timur, dan sodetan Sungai Ciliwung di Kebon Nanas. (Baca: Ahok Blusukan Cek Kesiapan Jakarta Hadapi Banjir)
LINDA HAIRANI