TEMPO.CO, Malang - Pemilihan kepala daerah Kabupaten Malang, Jawa Timur, yang akan digelar Juli 2015 diperkirakan menghabiskan anggaran Rp 58 miliar. Jumlah tersebut merupakan gabungan biaya yang dajukan oleh Komisi Pemilihan Umum dan Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten Malang, masing-masing Rp 42,8 miliar dan Rp 15,2 miliar.
Ketua KPU Kabupaten Malang Santoko menuturkan pengajuan permohonan anggaran sudah disampaikan kepada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kabupaten Malang, pekan lalu. “Hingga saat ini, belum ada jawaban,” katanya, Rabu, 19 November 2014.
Menurut Santoko, jumlah anggaran untuk pilkada 2015 naik 200 persen dibanding anggaran pilkada 2010 senilai Rp Rp 19 miliar. Kenaikan terbesar, yakni 50 persen, untuk honorarium para petugas penyelenggara pilkada, uang lembur, serta pengadaan barang dan jasa.
Besarnya anggaran sudah memperhitungkan kemungkinan kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi. Maka, menurut Santoko, setelah harga BBM benar-benar naik, jumlah anggaran yang diajukan tidak mungkin dipangkas.
Ketua Divisi Penanganan dan Penindakan Pelanggaran Pemilu Panwaslu Kabupaten Malang George da Silva menjelaskan, pada pilkada 2010, Panwaslu mendapat anggaran Rp 3 miliar. Jumlah anggaran Rp 15,2 miliar yang diajukan untuk pilkada 2015 berdasarkan tren peningkatan harga-harga, terutama dipengaruhi rencana pemerintah menaikkan harga BBM. “Alokasi terbesar yakni untuk honorarium petugas pengawas di seluruh tempat pemungutan suara,” ujarnya.
Dalam pilkada 2015, tutur George, diperkirakan membutuhkan 4.600 TPS. Para petugas pengawas akan bekerja selama 23 hari sebelum hari pencoblosan dan sepekan setelah pencoblosan.
Bagi Bupati Malang Rendra Kresna, jumlah anggaran yang diajukan oleh KPU dan Panwaslu cukup memberatkan keuangan Pemerintah Kabupaten Malang, karena anggaran yang dicadangkan untuk pilkada hanya Rp 30 miliar. Menurut Rendra, karena masih bersifat pengajuan, permohonan anggaran tersebut masih harus dibahas lagi bersama KPU, Panwaslu, serta DPRD setempat.
ABDI PURMONO
Baca Berita Terpopuler
Beda Jokowi dan SBY dalam Umumkan Kenaikan BBM
Di Negara Ini Harga BBM Turun Tapi Tetap Mahal
BEM Indonesia Akan Turunkan Jokowi
Harga BBM Naik, JK Hubungi Ical dan SBY
Ceu Popong Ajukan Pertanyaan 'Bodoh' di Paripurna