TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi yang baru, Amien Sunaryadi, dikenal sebagai figur pejuang antikorupsi.
Ini mulai terlihat di publik saat dia menjadi pimpinan KPK pada 2003. Namun perjuangannya itu tidak bermula ketika di KPK, melainkan ketika dia mulai berkarier di universitas.
Tahun 1983, Amien adalah asisten dosen di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Banten. Usia Amien saat itu baru 24 tahun. Meski begitu, Amien sudah menjadi orang kepercayaan dosen yang dibantunya. (Baca: Jadi Kepala SKK Migas, Amien Dinilai Sosok Pejuang)
Suatu ketika, pada bulan Ramadan, STAN mengalami bencana soal ujian bocor. Dosen-dosen kelabakan. Sebagai orang kepercayaan, Amien diminta menyelidiki kenapa soal bisa sampai bocor.
Demi menangkap sang pelaku, Amien merancang investigasi berjenjang. Subyeknya, mulai pesuruh sekolah, tukang sapu, mahasiswa, hingga dosen senior. Investigasi dia lakukan saban sahur menjelang Imsak dengan cara mendekati berbagai masyarakat STAN yang ngumpul di warung untuk sahur.
Dari percakapan rutin di warung, Amien mendapati keterangan soal ujian diperjualbelikan mahasiswa senior. Amien kemudian mencari mahasiswa senior itu. Begitu mahasiswa seniornya didapat, Amien menemukan keterangan baru lagi bahwa pegawai STAN pun terlibat. (Baca: Amien, Mantan Petinggi KPK, Pimpin SKK Migas)
Perjuangan Amien tidak sia-sia. Petinggi kampus menjatuhkan sanksi pada mereka yang memperjualbelikan soal. Sedangkan Amien dianggap sebagai pahlawan kampus.
Metode investigasi yang Amien gunakan di STAN dipertahankan sampai dia bekerja di lembaga audit PriceWaterhouseCoopers dan Komisi Pemberantasan Korupsi.
Bahkan, ketika di KPK, Amien memperkenalkan teknik sting investigation dan penyadapan. “Penanganan perkara KPK banyak dipengaruhi kreativitasnya, misalnya dalam penggunaan metode penjebakan,” ujar Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Agama yang dulu anggota Komisi Hukum DPR dari Partai Persatuan Pembangunan pada 2007.
ISTMAN M.P. | TIM TEMPO
Berita lain:
BEM Indonesia Akan Turunkan Jokowi
Beda Jokowi dan SBY dalam Umumkan Kenaikan BBM
Ceu Popong Ajukan Pertanyaan 'Bodoh' di Paripurna